Atambua (ANTARA News) - Terjadi aksi baku tembak antara aparat keamanan di kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT, Minggu dini hari, yang penyebabnya hingga kini belum diketahui. Kejadian itu terjadi sejak sekitar pukul 01.30 WITA dan berlangsung sekitar 1,5 jam dan hingga kini belum ada keterangan resmi dari Polres Belu ataupun Kodim 1605, Batalyon Infanteri 744 serta Batalyon Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste. Aksi baku tembak tersebut membuat Atambua mendadak sunyi. Beberapa pasar yang biasanya sudah mulai ramai sejak pagi hari, pada Minggu pagi lengang dan hanya terlihat beberapa pedagang saja. ANTARA News dari Atambua melaporkan, beberapa sentra perdagangan yang biasanya ramai sejak dini hari, di antaranya Pasar Baru, pada Minggu pagi lengang dan hanya terlihat beberapa pedagang saja. Kebanyakan di antara mereka tidak mengetahui secara persis bahwa beberapa saat sebelumnya telah terjadi baku tembak diantara aparat keamanan. Sementara itu, Komandan Kodim 1605, Letkol Inf. Yulius Widjanarko, yang ditemui di rumah dinasnya mengaku belum bisa memberikan keterangan soal apa yang telah terjadi. "Nanti saja keterangannya karena saya harus mengumpulkan data yang akurat. Laporan dari jajaran bawah masih terus berdatangan dan saya harus konsolidasi," katanya. Widjanarko sendiri sejak kejadian itu langsung memerintahkan anak buahnya untuk berkonsolidasi diri dan saling mencek keberadaan anggota masing-masing. Sedangkan Kapolres Belu, AKBP Hed Dehen, tidak bisa dihubungi yang mencoba konfirmasi melalui telepon selulernya ataupun menghubungi kantor Polres setempat. Ada beberapa versi yang mengisahkan peristiwa itu. Versi warga yang yang menyaksikan peristiwa itu, kejadian bermula dari arak-arakan sejumlah motor yang melewati markas Polres dan kemudian berkembang menjadi perkelahian. Kemudian masalah berkembang setelah beberapa personil militer hadir di tempat kejadian perkara hingga akhirnya terdengar letusan senjata. "Letusan itu terdengar cukup lama dan saling bersahutan. Kami yang tinggal di dekat lokasi mencoba mencari tahu, tapi dihalang-halangi oleh pihak Kodim 1605 karena dinilai membahayakan keselamatan," kata seorang warga Kelurahan Tenukiik, Atambua. Lokasi kejadian itu berada di sisi jalan yang sama dengan kompleks Kodim 1605, Kompi senapan B Batalyon 744 dan markas Subdenpom 13/IX. Jarak di antara ketiga kesatuan itu sekitar 50-100 meter. Menurut seorang anggota Subdenpom 13/IX, saat kejadian itu anggota-anggota dari Kodim maupun Kompi senapan B tidak ada yang keluar dari asrama masing-masing. "Dari dalam asrama terdengar suara komandan masing-masing yang menahan anak buahnya agar tidak terpancing emosinya," kata petugas jaga tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006