Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan, Senin, melaporkan kasus ketiga flu unggas dalam tiga pekan terakhir setelah 4.000 unggas mati di peternakan di daerah selatan. Konfirmasi oleh Kementrian Pertanian dan Kehutanan mengenai kasus penyebaran virus H5N1, yang flu unggas juga dapat menginfeksi manusia, merupakan kasus ketiga sejak bulan lalu di utara Provinsi Cholla, 160 mil Seoul selatan, seperti dilaporkan kantor berita DPA. Sebelum kasus itu terjadi, Korea Selatan tidak melaporkan satu kasuspun penyebaran flu unggas tipe H5N1 dalam tiga tahun. Kasus terakhir terjadi di sebuah peternakan burung puyuh. "Sejak 7 Desember, sekitar 4.000 burung puyuh telah dimusnahkan di peternakan ini," kata Lee Sang Gil, seorang pejabat senior di Kementrian Pertanian. Lokasi terjadinya kasus ketiga itu adalah 18 kilometer sebelah selatan dari lokasi kasus infeksi virus di peternakan ayam pada 19 November. Kasus kedua pada peternakan ayam terjadi pada 26 November, tiga kilometer dari yang pertama. Sejak itu, pemerintah telah memusnahkan ribuang unggas untuk mencegah penyebaran penyakit itu. Kementrian itu berkata bahwa mereka akan memusnahkan sekitar 70 ribu hewan ternak yang lain dalam radius 500 meter dari kasus ketiga. Mereka juga berencana untuk mengatur pergerakan hewan ternak dan telur dalam radius 10 kilometer dari lokasi peternakan burung puyuh yang terinfeksi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 258 orang telah terinfeksi H5N1 di 10 negara di Asia dan Afrika sejak akhir 2003. Sekitar 154 dari mereka meninggal. Tidak ada kasus yang terjadi pada manusia yang dilaporkan di Korea Selatan, namun dari 2003-2004, penyebaran flu unggas diantara peternakan di sana mengakibatkan pemusnahan 5,3 juta unggas guna mencegah penyebaran penyakit, yang sangat berbahaya terhadap hewan ternak. Penyebaran virus itu kepada manusia jauh lebih sulit, dan kebanyakan pasien manusia terinfeksi penyakit itu karena melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi. Para pakar kesehatan cemas, jika virus itu dapat bermutasi kepada bentuk yang dapat menyebar dari manusia ke manusia. (*)

Copyright © ANTARA 2006