Jakarta (ANTARA News) - Aktor kawakan Roy Marten menegaskan bahwa tidak benar 70 persen artis Indonesia mengonsumsi narkoba, walaupun ada artis pernah memakainya, sehingga harus berurusan dengan aparat hukum, bahkan ada yang diduga overdosis hingga meninggal. "Saya mempertanyakan dari mana data 70 persen itu? Apakah dari survei atau penelitian?," katanya di Jakarta, Kamis, menanggapi pemberitaan sejumlah media massa. Roy menilai, media massa terlalu memvonis artis yang terkena kasus narkoba dengan berita-berita yang memojokkan. "Artis di Indonesia ini adalah 1.000 orang, yang terkena paling cuma beberapa orang. Jadi, jangan dibilang 70 persen," katanya. Dia mengemukakan, narkoba adalah persoalan bersama masyarakat, bukan hanya kalangan artis yang disorot. Terkait kematian penyanyi Alda Risma, yang menurut keterangan polisi diduga akibat overdosis narkoba, Roy mengatakan, sebaiknya diteliti secara cermat apakah memang betul akibat narkoba. Roy pernah dipenjara delapan bulan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang Jakarta Timur, karena terbukti memiliki 0,002 gram narkoba. "Biarkan saya menjalani hukuman itu, dan saya sudah menjalaninya," kata Roy. Namun, dia mengingatkan pemerintah, agar segera merehabilitasi orang yang telah menjalani hukuman dalam kasus narkoba. "Pemerintah juga jangan bangga kalau sudah memenjarakan ribuan pemakai. Jangan bangga, karena sebagian besar mereka yang dipenjara bukanlah pengedarnya," kata Roy. Dia menyebutkan, LP Cipinang disesaki 4.000 narapidana, 70 persen diantaranya adalah napi kasus narkoba, yang 70 persen dari mereka itu ada 90 persen termasuk pemakainya. Ia pun menegaskan, hal yang berbahaya adalah kondisi pergaulan antar-narapidana di LP, karena narapidana pemakai narkoba akan bebas bergaul dengan narapidana pengedar narkoba. "Begitu pemakai itu keluar LP, karena mungkin kesulitan ekonomi, maka akan lebih mudah menjadi pengedar. Jadi, pemerintah jagan bangga telah memenjarakan ribuan pemakai. Itu bukan solusi, karena setelah mereka keluar sangat potensial menjadi pengedar, karena bergaulnya dengan pengedar selama di LP," demikian Roy Marten. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006