Jakarta (ANTARA News) - Bagi sebagian siswa, Ujian Nasional (UN) bisa menjadi hal sangat menakutkan sehingga tak sedikit yang cemas bahkan stres.

Menurut psikolog anak dan keluarga dari Lembga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPT UI), Mira D. Amir, Psi, kondisi ini wajar asalkan anak mampu mengubah kecemasan itu menjadi pemacunya belajar giat.

"Kecemasan kecil itu good, bisa menjadi pemacu dia (anak) mempersiapkan ujian. Misalnya dia belajar, mengulang, memantau hasil try out," ujar Mira saat dihubungi ANTARA News, Sabtu.

Mira mengatakan, ujian semisal UN dapat menjadi salah satu stressor bagi anak, karena harapan lulus ujian terganjal peluang yang terbatas.

"Ada harapan tapi peluang terbatas. Mereka harus melewati nilai tertentu. Masuk SMP atau SMA punya nilai minimum tertentu," kata Mira.

Kendati begitu, tak sedikit anak yang justru memandangnya sebagai kesempatan mendapatkan nilai yang bagus.

Menurut dia, setiap anak bisa mempersepsikan ujian secara berbeda. Jika cemas melanda, kata dia, hal ini bisa berhubungan dengan latar belakang anak yang memiliki kemampuan belajar berbeda-beda hingga kecenderungan dirinya mudah cemas.

"UN bagi setiap anak bisa dipersepsikan berbeda-beda. Bisa jadi hal ini dipandang sebagai kesempatan mendapatkan nilai yang bagus," tutur dia.

Mira menambahkan, rasa cemas dipandang negatif jika anak justru tak melakukan apa-apa demi ujianya.
 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015