Singapura (ANTARA News) - Singapore Telecommunications (SingTel) mengatakan Rabu pihaknya sedang bekerja menormalkan akses ke internet setelah kabel bawah laut terputus yang diakibatkan oleh gempa Taiwan. "Gempa Taiwan mempengaruhi sejumlah sistem kabel bawah laut di Asia, yang menyebabkan kabel terputus di dekat Taiwan dini hari tadi," kata SingTel dalam sebuah pernyataan. "Akibatnya, sejumlah pelanggan mengalami lambatnya data atau akses Internet. Kegiatan pengalihan dan perbaikan lalu lintas saat ini sedang dilaksanakan," kata perusahaan itu, namun menambahkan pihaknya tidak dapat berkomentar mengenai berapa banyak pelanggan yang terpengaruh. Namun operator telekomunikasi terbesar di negara kota itu mengatakan kabel bawah lautnya yang terhubung ke Amerika Serikat dan Eropa tidak terpengaruh. Akses ke internet sangat terpengaruh setelah gempa kuat di Taiwan Selasa malam (26/12) merusak sejumlah kabel bawah laut di kawasan itu dengan gangguan layanan di Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Hong Kong. Operator telekomunikasi utama di Jepang mengatakan kabel yang rusak telah mengganggu saluran telepon dan memperlambat internet di sana. NTT Communications, bisnis telepon jarak jauh dan internet perusahaan telekomunikasi terbesar di Jepang Nippon Telegraph and Telephone Corp., mengatakan sekitar 1.400 saluran telepon "toll free" serta 84 saluran internasional yang digunakan secara internal oleh perusahaan terpengaruh. Perdagangan berjangka minyak mentah elektronik di New York Mercantile Exchange (Nymex) merupakan salah satu kegiatan bisnis yang terpengaruh. Hingga pukul 2:40 siang waktu Singapura, tidak ada akses ke situs internet Nymex, di mana minyak mentah "light" dan "sweet" diperdagangkan secara berjangka, namun harga kontrak minyak mentah "Brent North Sea" London tersedia secara terpisah. "Pada dasarnya ini adalah mimpi buruk karena kami tidak tahu apa yang sedang terjadi di pasar pada hari ini," kata Steve Rowles, analis pada CFC Seymour di Hong Kong. "Namun itu terjadi pada hari yang tepat di mana banyak orang sedang pergi berlibur sehingga volume perdagangan rendah," katanya dikutip Reuters.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006