Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini menyatakan keprihatinannya atas kondisi pengungsi Rohingya.

Jazuli menyatakan bahwa rasa kemanusiaan harus dikedepankan dalam kasus ini.

"Kita sangat prihatin dan bersedih masih ada saudara-saudara kita yang terbuang dari negaranya. Atas nama kemanusiaan dan hak asasi manusia yang dijunjung tinggi oleh konstitusi (UUD 1945) serta posisi strategis kita sudah seharusnya Indonesia mengambil peran, dan respon pemerintah yang utama adalah memberikan bantuan dan pertolongan," kata Jazuli di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin.

Ketua Fraksi PKS DPR RI ini mengapresiasi Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang dengan tegas menyatakan tidak akan mengusir pengungsi Rohingya, tapi memberikan bantuan kemanusiaan.

Jazuli juga mengapresiasi rasa kemanusian warga Aceh yang beberapa waktu lalu turut membantu menyelamatkan 790 pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Aceh.

"Saya kira rasa kemanusiaan yang ditampilkan bangsa ini adalah bentuk ekspresi karakter bangsa yang berketuhanan, bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus dihargai dan dijaga hak-hak kemanusiaannya. Inilah kebanggaan (dignity) kita sebagai bangsa, apalagi kita mendengar negara lain menolak para pengungsi ini," kata Jazuli.

Dia menambahkan, kunci penyelesaian pengungsi Rohingya ada di negara asalnya, Myanmar. Warga muslim Rohingya yang tertindas di negerinya sendiri, menurut Jazuli, sudah menjadi perhatian dunia internasional.

Sebagai sesama negara anggota ASEAN, Indonesia harus mendorong ASEAN untuk mendesak Pemerintah Myanmar menyelesaikan masalah internal negaranya serta tidak melakukan tindakan diskriminitif terhadap etnis Rohingya atas nama kemanusiaan dan HAM.

"ASEAN bisa melakukan sidang darurat dan memanggil Myanmar untuk membahas dan mencari solusi masalah ini," katanya.

Sebagai Anggota Parlemen, Jazuli Juwaini mengusulkan dibentuknya Koalisi Kemanusiaan Internasional untuk Rohingya.

"Jika Pemerintah Myanmar tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah internalnya, maka sudah saatnya diperlukan intervensi dari negara-negara lain, utamanya negara-negara ASEAN. Saya usulkan semacam koalisi kemanusiaan internasional untuk Rohingya," kata Jazuli.

Hal ini, menurut Jazuli, bukan tanpa alasan mengingat ekses kemanusiaannya sudah menjadi masalah negara-negara lain, seperti kasus pengungsi yang terdampar. Menurut lembaga urusan pengungsi PBB, UNHCR, masih ada ribuan pengungsi yang terkatung-katung di perairan Asia Tenggara.

Selama beberapa hari terakhir, lebih dari 2000 pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh mendarat di Malaysia dan Indonesia. PBB mengimbau negara-negara Asia Tenggara, terutama Thailand, Malaysia, dan Indonesia agar menaati aturan internasional kelautan dan menyelamatkan pengungsi yang terancam tenggelam atau kelaparan.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015