Solo (ANTARA News) - Kemajuan di bidang makroekonomi dan sektor keuangan masih menyimpan banyak masalah, karena sektor riil yang merupakan tulang punggung kehidupan bangsa, belum mampu bekerja optimal, kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Burhanuddin Abdullah di Solo, Rabu. "Kita telah mengembalikan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan pada jalur yang sebenarnya, namun di sisi lain kita juga menyadari bahwa berbagai kemajuan tersebut masih banyak menyimpan masalah," katanya pada pelantikan dan serah terima jabatan Pemimpin BI Surakarta. Ia mengatakan, kondisi sektor riil yang belum mampu bekerja secara optimal tersebut mengakibatkan jumlah pengangguran masih tinggi dan cenderung meningkat. Dampak selanjutnya adalah angka kemiskinan yang turut meningkat. "Kita perlu bersama-sama memikirkan jalan keluar agar berbagai kemajuan yang telah kita capai di bidang makroekonomi dapat juga dirasakan pada tingkat masyarakat yang paling bawah," katanya. Ia mengajak segenap elemen bangsa, baik di pusat maupun daerah untuk bekerja sama, bekerja keras, menyamakan komitmen untuk menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan. BI di satu sisi, katanya, sesuai mandat dalam UU Bank Indonesia, akan terus memberikan sumbangsih melalui upaya pemeliharaan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Tahun 2006 yang baru kita lalui merupakan tahun yang kita manfaatkan untuk meraih kestabilan," katanya. Ia mengatakan, berbagai indikator yang pada tahun 2005 mengalami tekanan, di tahun 2006 mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Di akhir tahun 2006, inflasi tercatat mencapai 6,6 persen atau berada pada batas bawah kisaran sasaran sebesar enam hingga delapan persen yang ditetapkan BI dan pemerintah. Kinerja neraca pembayaran Indonesia juga relatif membaik, katanya, dengan surplus sebesar 2,4 persen dari produk domestik bruto (PDB), yang telah menyumbang pada stabilitas nilai tukar rupiah sepanjang 2006.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007