Jatiluhur (ANTARA News) - Kematian ikan akibat arus balik air di waduk Jatiluhur, Jabar, belum mereda hingga Jumat, sehingga bangkai-bangkai ikan semakin menghampar di perairan waduk tersebut. Keadaan itu telah menyebabkan air waduk Jatiluhur menebar bau busuk. Arus balik air yang melanda kawasan budidaya perikanan di waduk Jatiluhur dan waduk Cirata, di Kabupaten Purwakarta, Jabar, dalam beberapa hari terakhir, telah mengakibatkan kematian ikan dengan jumlah besar. Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Peternakan setempat yang diperoleh ANTARA, kematian ikan di dua tempat itu mencapai 1.053 ton dalam kurun waktu tiga hari sejak 30 Desember 2006. Dari jumlah itu hampir 90 persen ikan mas siap jual, sedangkan sisanya ikan nila. Kematian ikan secara massal itu terus belangsung dan meluas keseluruh kawasan budidaya ikan. "Kalau kemarin-kemarin hanya sebagian kawasan yang kena, tapi sekarang seluruh kawasan perikanan dilanda kematian," kata Uding, seorang petani ikan. Ia menyebutkan, meluasnya kematian ikan, menyusul datangnya angin kencang, yang menyeret kotoran dan bangkai-bangkai ikan ke lokasi budidaya ikan lainya. Keadaan itu diperparah karena kondisi waduk Jatiluhur yang tengah menyusut. Uding dan para petani lainnya berupaya menyelamatkan ikan-ikan miliknya yang masih tersisa, dengan cara memidahkanya ke kolam di luar waduk Jatiluhur. Kematian ikan akibat arus balik air waduk Jatiluhur, terjadi ejak lima hari lalu, dan telah mengakibatkan lebih seribu ton ikan mas dan ikan nila mati. Dari data Dinas Perikanan menunjukan sedikitnya 140 ton mas dan ikan nila menjadi bangkai, sedangkan sebagian besar lainnya terjual ke pasaran, dengan harga Rp2.000/Kg. Sementara itu, di tengah berlangsungnya kematian ikan, upaya pembersihan bangkai-bangkai ikan di perairan waduk Jatiluhur, terus dilakukan. Pembersihan bangkai ikan, sepanjang Jumat siang, dilakukan oleh para pemilik kolam bekerjasama dengan himpunan produsen pakan ikan Indonesia (HPPI). Bangkai-bangkai ikan itu kemudian ditimbun di berbagai tempat di sekitar waduk Jatiluhur. HPPI, dalam waktu juga akan menebar ikan Mola, jenis ikan pemangsa kotoran, dalam upaya mempercepat penormalan kondisi air waduk Jatiluhur. "Kami akan mendatangkan sekitar 15.000 ekor ikan Mola langsung dari Cina, untuk ditebar di waduk Jatiluhur," ujar Denny Idrajaya, Ketua HPPI disela-sela gerakan pembersihan bangkai ikan di Jatiluhur. (*)

Copyright © ANTARA 2007