Kuala Lumpur (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia menambah empat mesin biometrik guna mempercepat pelayanan permohonan paspor warga negara Indonesia (WNI) berbasis SIMKIM yang terkoneksi dengan database di Ditjen Imigrasi.

"Dengan penambahan empat mesin tersebut pelayanan paspor di KBRI KL bisa lebih cepat," kata Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono di Kuala Lumpur, Jumat.

Hermono menjelaskan, mulai Jumat (26/11) konter pelayanan permohonan paspor bertambah dari enam menjadi 10 konter.

Dengan penambahan empat set perangkat biometrik maka KBRI mampu memproses 450 pemohon per hari.

"Insya Allah setelah semua alat dioperasikan maka permohonan paspor maksimum tiga hari sudah siap. Kami akan coba sehari atau dua hari paspor sudah siap dan pemohon pun cukup datang maksimun dua kali saja, yaitu saat pengambilan sidik jari dang pengambilan paspor yang telah jadi," ungkapnya.

Sebelumnya, KBRI Kuala Lumpur dengan menggunakan enam mesin biometrik hanya mampu memproses sekitar 250 permohonan paspor per hari.

Sedangkan, jumlah pemohon rata-rata per hari sejak diberlakukan SIMKIM (Sistem Manajemen Keimigrasian) awal Januari 2015 sekitar 425 pemohon sehingga terjadi penundaan (back log) yang terus bertambah.

Dalam kondisi seperti itu maka pelayanan pun menjadi sangat lambat hingga satu bulan lebih.

Kondisi tersebut tentu sangat memberatkan WNI yang ingin memperpanjang atau mengganti paspor karena mereka pun harus datang sampai tiga kali untuk mendapatkan paspor pengganti.

"Jadi penambahan mesin ini diharapkan mempercepat pelayanan paspor di KBRI KL," ucapnya. 

Pewarta: N. Aulia Badar
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015