Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dalam sebulan menerima 245 pengaduan konsumen terkait layanan bandara.

Koordinator Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI, Sularsi, dalam diskusi yang bertajuk "Saatnya Konsumen Bicara untuk Bandara yang Lebih Baik" di Jakarta Jumat mengatakan, pengaduan tersebut didapat setelah YLKI membuka Bulan Pengaduan Konsumen Pelayanan Bandara mulai pertengahan Mei sampai Juni 2015.

"Kami perlu membuka bulan pengaduan setelah sebelumnya marak keluhan masyarakat terhadap layanan bandara," katanya.

Sularsi menuturkan tujuan diadakannya bulan pengaduan di antaranya untuk memotret jasa pelayanan bandara, memberi masukan kepada regulator dan operator, media komunikasi antara operator dan regulator serta mendorong pengelolaan bandara yang lebih baik.

Dia mengatakan, data pengaduan konsumen terkumpul melalui pesan singkat, aplikasi WhatsApp, surat elektronik, telepon, datang langsung ke YLKI dan media sosial, seperti Facebook dan Twitter terkait pelayanan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Sularsi menyebutkan dari 246 aduan, pengelolaan transportasi darat dan parkir merupakan kasus yang paling banyak diadukan, masing-masing berjumlah 30 kasus dan 21 kasus.

Dia menjelaskan, pengelolaan transportasi, di antaranya masih ditemukan taksi gelap (55 persen), kesulitan akses taksi resmi (14 persen) serta taksi tak berargo (tujuh persen).

Sedangkan, masalah parkir didominasi oleh antrean panjang dan keluar masuk parkir (38 persen), parkir liar (19 persen) dan parkir mahal (10 persen).

"Antrean parkir selalu padat baik masuk maupun keluar, lokasi parkir yang jauh, serta keluhal mahalnya parkir inap," katanya.

Untuk kategori sepuluh besar, kasus yang diadukan konsumen ke YLKI adalah pengelolaan transportasi (30 kasus), parkir (21), fasilitas troli (15), asap rokok di bandara (15), toilet (13), kursi tunggu (12), petugas tidak responsif (11), bagasi hilang atau rusak (10), porter nakal (sembilan) dan calo tiket (tujuh).

"Calo ini tidak bisa dihilangkan, kemudian troli ada, namun jika dibutuhkan terkadang tidak ada, toilet juga masih kurang bersih, bahkan masih ditemukan orang yang merokok padahal sudah ada tandanya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Harian YLKI mengungkapkan perlunya tindakan tegas dan sinergitas antarlembaga untuk mengurai permasalahan yang terjadi di bandara.

"Kementerian Perhubungan, Kepolisian dan Angkasa Pura harus turun tangan untuk menindak aksi taksi gelap dan permasalahan parkir. Mereka harus bekerja sama, sebab ini menyangkut kepentingan konsumen," katanya.

Tulus mengingatkan jika permasalahan tidak segera dibenahi, potensi kerugian yang harus ditanggung konsumen akan semakin besar.

Direktur PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soetta mengakui bahwa hasil penelitian tersebut 99 akurat, terutama terkait parkir.

"Parkir jauh dari kapasitas, kita akui bahwa masukan dari konsumen adalah untuk kebaikan kita juga," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015