Melbourne (ANTARA News) - Unggulan teratas asal Serbia Novak Djokovic menundukkan petenis "pembunuh raksasa" dari Australia Chris Guccione 6-3, 6-7, 6-4 untuk merebut gelar Adelaide International, Minggu. Guccione yang tampil dengan fasilitas wild card telah mengalahkan unggulan kedua Richard Gasquet dan Arnaud Clement sebelum tampil untuk pertamakalinya di final ATP, tetapi Djokovic masih terlalu tangguh. Meski peringkat kedua pemain terpaut 137 posisi, Guccione yang kini berada di peringkat 153 dunia tampil gemilang untuk menyenangkan pendukung tuan rumah. Setelah hampir dua jam bertarung sengit di lapangan, Djokovic terduduk dengan lututnya dan mencium lapangan sesaat setelah merebut kemenangan setelah Guccione melakukan kesalahan. "Saya tidak dapat menggambarkan perasaan yang saya alami saat ini," kata Djokovic kepada penonton. "Kami berdua tampil baik dan pekan ini menjadi persiapan yang baik sebelum Australia Terbuka dan saya berharap dapat tampil 100 persen untuk grand slam." Meskipun kalah, penampilan heroik Guccione selama pekan ini memberi Australia harapan sebelum grand slam pembuka musim dimulai pada 15 Januari. Mark Philippoussis telah mengundurkan diri dari Australia Terbuka karena cedera lutut dan ada tanda tanya besar tentang kepastian Lleyton Hewitt tampil di grand slam tersebut karena mengalami cedera betis. Penggemar tenis Australia pun berharap bahwa Guccione dapat kembali tampil gemilang di Melbourne Park. Mengomel Petenis tuan rumah berusia 21 tahun mengawali pertandingan dengan membukukan tiga ace dan memiliki empat kesempatan untuk mematahkan servis Djokovic pada game berikutnya, yang berlangsung 12 menit. Pengembalian Guccione yang waktunya tidak tepat membuat Djokovic dapat bertahan dan berhasil mematahkan dua servis petenis Australia tersebut untuk merebut set pertama. Dua petenis tidak dapat saling mematahkan servis, sehingga pertandingan pada set kedua pun harus diselesaikan dengan tie break. Djokovic kesal atas keputusan wasit saat Guccione merebut keunggulan 7-6, dengan menyatakan bahwa bola tersebut jatuh di luar baseline. Petenis Serbia itupun mendapat ejekan dari penonton saat ia menumpahkan kekesalannya dan Guccione merebut set tersebut pada angka berikutnya dengan voli menyilang. Namun, unggulan teratas itu tidak membiarkan emosi kemarahan menguasai dirinya dan langsung unggul 2-0 pada set ketiga sebelum merebut keunggulan 4-1. Namun demikian, Guccione tidak begitu saja menyerah. Meski tidak memiliki kesempatan break poin sejak game kedua, ia membukukan serangkaian winner untuk merebut break poin pertamanya dan memperkecil ketertinggalan menjadi 4-2. Petenis Australia itu dapat menyamakan kedudukan, tetapi Djokovic tidak dapat dianggap enteng dan merebut gelar ketiganya dalam waktu kurang dari satu tahun.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007