Kalau saya lihat, utang Yunani yang jatuh tempo itu ada unsur politik yang `unpredictable` dan `psychological effect`-nya lebih menakutkan daripada dampak nilainya,"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio menilai krisis utang Yunani berpotensi memberikan dampak psikologis yang negatif bagi investor.

"Kalau saya lihat, utang Yunani yang jatuh tempo itu ada unsur politik yang unpredictable dan psychological effect-nya lebih menakutkan daripada dampak nilainya," ujar Tito Sulistio di Jakarta, Senin.

Kendati demikian, menurut dia, sejauh ini investor di Indonesia belum terlalu terpengaruh oleh situasi krisis utang di Yunani dikarenakan perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masih memiliki pertumbuhan kinerja.

"Akumulasi saham oleh pelaku di pasar modal Indonesia masih cukup bagus," ucapnya.

Dalam menjaga pasar modal yang kondusif, Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya akan fokus untuk memperkuat portofolio emiten, salah satu caranya dengan menambah jumlah emiten baru terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Saat ini hanya ada 10 emiten besar saja yang menguasai sekitar 52 persen nilai kapitalisasi pasar modal, itu tidak sehat," katanya.

Kemudian, lanjut dia, memperkuat posisi perusahaan sekuritas sehingga dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Dan, meningkatkan pengawasan terhadap transaksi di bursa.

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan bahwa perekonomian Indonesia yang terangkai dengan negara kawasan maka dampak dari masalah Yunani akan terasa di dalam negeri.

Menurut dia, akibat krisis utang Yunani itu berdampak pada mata uang rupiah yang cenderung mengalami tekanan, namun Bank Indonesia akan selalu menjaga nmata uang domestik sesuai dengan kondisi fundamental.

"Apa yang terjadi di Eropa pasti ada pengaruh ke perekonomian domestik. Namun, kami sudah antisipasi dan mengambil langkah-langkah pengamanan," ujarnya. 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015