Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Hongaria melalui Duta Besarnya untuk Indonesia Judit Nemech-Pach menantikan kerja sama yang lebih erat lagi dengan Indonesia melalui Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-IV di Jakarta, akhir tahun 2015.

"Sidang Komisi Bersama ini merupakan bagian dari diplomasi untuk mempererat kemitraan antara kedua negara, Hongaria dan Indonesia, dalam cakupan peningkatan kerja sama di bidang ekonomi," ujar Duta Besar Judit ketika ditemui Antara di kantornya di Jakarta, Rabu (8/7).

Menurut Judit, diplomasi tidak hanya mencakup sektor politik namun juga ekonomi, dan itu merupakan hal senada dengan pandangan Presiden RI Joko Widodo.

Oleh karena itu dalam kesempatan SKB IV yang menurut jadwal akan diselenggarakan pada Oktober/November mendatang delegasi Hongaria tidak hanya akan diwakili oleh politisi namun sejumlah praktisi guna peningkatan kerja sama ekonomi antarkedua negara.

Menurut rencana Perdana Menteri Hongaria Victor Orban akan menghadiri SKB IV tersebut serta didampingi oleh Menteri Luar Negeri dan Perdagangan, kamar dagang Hongaria, agen promosi dan bank Hongaria.

"Kerja sama ini penting mengingat Indonesia merupakan sebuah negara yang besar dan akan semakin membesar. Kami dari Hongaria berminat untuk bekerja sama dalam membawa teknologi yang kami miliki," ujar Judit yang memulai masa jabatannya sebagai Duta Besar untuk Indonesia sejak 19 Maret 2015.

Menurut Judit salah satu kerja sama yang sudah berjalan selama ini adalah proyek penyediaan air bersih di beberapa daerah terpencil di Indonesia.

"Dalam proyek tersebut Hongaria bekerja sama dengan membawa teknologi dan pengetahuan untuk penyedian air bersih bagi masyarakat daerah yang masih kesulitan mengakses air bersih untuk keperluan sehari-hari," tambah Judit yang sebelumnya menjabat sebagai Pejabat Komunikasi Perdana Menteri Hongaria.

Selain mengenalkan dengan proyek penyediaan air bersih itu, pihak Hongaria juga memberikan arahan untuk menjaga fasilitas air bersih yang sudah tersedia.

Dalam kerja sama ini, Hongaria diwakili oleh sebuah perusahaan penyedia air yang sudah terkenal di negaranya yaitu Budapest Waterworks.

Budapest Waterworks baru saja memenangkan tender "Program Penyediaan Pasokan Air dan Pengolahan Air skala kecil untuk daerah yang mengalami kelangkaan air" dan akan menyediakan air bersih untuk lebih dari 34 desa di seluruh Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman pengolahan air dan air limbah Budapest Waterworks dilakukan pada bulan Oktober 2013 dalam ajang Budapest Water Summit 2013, yang memberikan perhatian khusus antara lain pada pengelolaan air terpadu, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), serta pengolahan air dan air limbah.

Selain Budapest Waterworks, Hongaria juga telah bekerja sama dengan solusi perbankan TRASSET yang memberikan pendekatan terintegrasi dan kerangka kerja yang efektif.

Dengan solusi perbankan ini dianggap baik bagi bank dan lembaga keuangan karena memungkinkan untuk mengelola dan mengatasi prioritas strategis dan operasional mereka dan sudah bekerja sama dengan sejumlah bank di Indonesia.

"Hongaria juga terkenal dengan kemajuan teknologi Infornmasinya, maka perusahaan TI asal negara kami juga turut serta dalam kerja sama dengan Indonesia," tambah Judit.

Sebelumnya pada Mei 2015, investor asal Hongaria, PT Informatic Fullservicis, berencana membangun mesin pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar panel energy berkapasitas 10 MW di kawasan Labuan Angin, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng).

Proyek tersebut kemungkinan akan dikerjakan tahun ini juga dengan nilai investasi sebesar Rp250 miliar.

Selain kerja sama-kerja sama tersebut, Hongaria juga mengharapkan adanya peningkatan kerja sama di bidang pariwisata.

"Banyak wisatawan Hongaria yang tertarik datang ke Indonesia untuk mengunjungi Bali, Yogyakarta serta sejumlah lokasi wisata yang menjadi daya tarik Indonesia," ujar Duta Besar yang menyukai makanan gado-gado ini.

Di bidang pendidikan, setiap tahunnya tercatat antara 30-40 siswa asal Hongaria yang mengikuti program pertukaran pelajar dari pemerintah Indonesia, Darma Siswa, untuk belajar di Indonesia.

"Pertukaran pelajar ini sangat bagus untuk saling memperkenalkan budaya dari masing-masing negara guna meningkatkan hubungan antarmanusia yang lebih erat," ujar Judit.

Sedangkan sekitar 20 orang pelajar Indonesia tercatat belajar di sejumlah universitas di Hongaria. Mereka memelajari kedokteran, TI dan bisnis.

Sejak tahun 1955 hingga 2013, telah tercatat 37 perjanjian bilateral RI-Hongaria mencakup kerja sama ekonomi serta pembebasan visa diplomatik, dinas dan pendidikan.

Judit menegaskan bahwa Hongaria memiliki landasan keuangan yang baik untuk melakukan serta meneruskan kerjasamanya dengan Indonesia karena menurut badan data Eropa, Eurostat, Hongaria menduduki posisi ke-6 terbaik di Eropa.

Menurut laporan terbaru Eurostat bahwa data PDB musiman Hongaria di perempat tahun (Q1) 2015 produk domestik bruto tumbuh sebesar 0,4 persen pada zona Europa dan EU28, nilai tersebut naik 0,6 persen dari kuartal-ke-kuartal di Hongaria.

Pada kuartal keempat 2014, indikator ini menunjukkan pertumbuhan 0,3 persen di blok mata uang umum dan pertumbuhan 0,4 persen di seluruh Uni Eropa.

Selama ini, Hongaria menjadi mitra dagang terbesar ke-7 tahun 2014 di kawasan Eropa Tengah dan Timur (ETT).

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri RI, total nilai perdagangan RI-Hongaria tahun 2014 tercatat sebesar 149,29 juta dolar AS yang terdiri atas 86,87 juta dolar AS untuk ekspor dan 62,42 juta dolar AS untuk impor.

Jumlah tersebut dinilai menurun dari tahun sebelumnya sebesar 25,9 persen.

Realisasi investasi Hongaria di Indonesia antara lain di bidang pemasok produk kesehatan, furnitur rotan, minyak kelapa, ecotourism dan restoran.

Hongaria juga sedang menjajaki kerja sama perikanan air tawar (aquaculture) dengan pemerintah Indonesia.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015