Boyolali, Jawa Tengah (ANTARA News) - Seluruh elemen antarumat beragama di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sepakat tetap menjaga toleransi, dan merasa prihatin peristiwa yang terjadi di Tolikara, Papua.

"Kita sudah satu suara sepakat tetap menjaga toleransi antarumat beragama di Boyolali, dan mereka menilai peristiwa di Tolikara Papua, menjadi ranah hukum," kata Kepala Polres Boyolali, AKBP Budi Sartono, usai pertemuan antarumat beragama, di Boyolali Rabu

Pada pertemuan tersebut dihadiri seluruh jajaran pimpinan daerah serta unsur umat beragama, antara lain, pihak Gereja, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Boyolali, dan elemen agama lainnya.

Menurut Kapolres, pada pertemuan tersebut telah disepakati dalam bentuk pernyataan sikap, bahwa insiden di Tolikara Papua, melanggar prinsip agama dan kepribadian bangsa.

Selain itu, kata Kapolres, seluruh elemen antarumat beragama di Boyolali juga menyatakan keprihatinan atas insiden di Tolikara, Papua, saat menjalankan Shalat Idul Fitri beberapa waktu lalu.

Oleh kerena itu, pihaknya sebagai tindakan preventif agar peristiwa tersebut tidak merembet ke wilayah lain, dengan meningkatkan koordinasi dengan seluruh antarumat beragama dan melakukan patroli bersama ke tempat-tempat ibadah.

Kendati demikian, kata Sartono, wilayah Boyolali hingga saat ini, masih aman dan kondusif. Bahkan, pada arus mudik maupun balik di wilayah ini, berjalan lancar dan terkendali.

"Kami setelah kejadian di Papua, kemudian mendapat perintah pimpinan, dan langsung menggerakkan anggota hingga ke tingkat Polsek dan desa berpatroli ke tempat-tempat ibadah," katanya.

Petugas gabungan selain melakukan patroli penjagaan rutin juga silaturahmi dan sosialisasi untuk menjalin komunikasi dengan para tokoh agama.

"Kami komunikasi dengan tokoh-tokoh agama dijalin agar mereka dapat menjaga toleransi di tingkat akar rumput," kata dia.

Kendati demikian, pihaknya hingga saat ini, belum menemukan adanya indikasi gerakan di Boyolali yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," kata dia. 

Pewarta: Bambang Marwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015