Jakarta (ANTARA News) - Banyak di antara kita yang minum kopi supaya lebih segar pada pagi hari. Tapi selain membuat kita terstimulasi secara kejiwaan, kopi juga merangsang kadar asam dalam perut.

Pada gilirannya, hal itu menciptakan reaksi berantai di dalam usus yang membuat orang merasa ingin buang air besar, tulis Daily Mail.

Pada awalnya, para ilmuwan mengira kafein bisa memicu efek pencahar yang dialami oleh tiga dari 10 orang, namun kemudian mereka mendapati kopi tanpa kafein pun memiliki efek yang sama, sementara Diet Coke tidak. Hal itu menunjukkan zat kimia di dalam kopilah yang menajdi penyebabnya.

Video dari American Society menjelaskan kemungkinan sifat keasaman kopilah yang memiliki dampak pada sebagian perut orang.

"Itu menyebabkan perut mengeluarkan tingkat asam lambung yang tinggi di mana cairan asam membantu tubuh mengurai protein," kata video tersebut.

Kopi juga mengandung senyawa yang disebut asam chlorogenic yang meningkatkan tingkat asam lambung.

"Peningkatan keasaman ini dapat menyebabkan perut membuang isinya lebih cepat ke dalam usus," mungkin hal itu bisa menjelaskan mengapa beberapa orang sering "kebelet" setelah minum segelas kopi.

Riset menunjukkan bahwa kopi mempengaruhi usus besar dalam waktu empat menit proses pencernaan dengan cara sama seperti kalau makan banyak.

Meski sudah diketahui ada 1.000 senyawa berbeda dalam secangkir kopi, dan satu atau lebih efek pencahar, para ahli belum mampu mengidentifikasikannya.

Namun mereka sudah berhasil mengetahui misteri bagaimana zat kimia mempengaruhi usus.

Kopi meningkatkan produksi hormon kolesistokinin dan gastrin yang membantu mencerna makanan, meningkatkan efeknya

Gastrin membuat usus naik dan bekerja dengan kecepatan penuh dengan mengaktifkan perostalsis-relaksasi dan kontraksi otot yang berombak-ombak membantu menggerakkan kotoran ke tujuan akhir, sementara kolesistokinin menyebabkan pengeluaran jus dan empedu pencernaan, demikian Daily Mail.


Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015