Karimun, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Kabut asap kiriman belum mengganggu pelayaran kapal-kapal penumpang reguler di Pelabuhan Internasional dan Domestik Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu.

"Belum mengganggu, kami masih mengizinkan kapal-kapal berlayar seperti biasa," kata Kepala Seksi Penjagaan dan Pengamatan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Khairul di Tanjung Balai Karimun, Minggu.

Khairul mengatakan kabut asap yang menyelimuti perairan setempat memang lebih tebal dari hari sebelumnya, namun belum mengganggu jarak pandang nakhoda.

Ia memperkirakan jarak pandang di laut sekitar tiga mil dan masih aman bagi pelayaran, namun demikian ia tetap mengimbau para nakhoda tidak memaksakan diri untuk berlayar jika dalam perjalanan kabut asap makin tebal.

"Jarak pandang yang rawan bagi pelayaran kira-kira 1 mil. Kami akan menunda pelayaran kapal-kapal jika kondisinya sudah demikian demi keselamatan para penumpang," kata dia.

Dia mengimbau nakhoda kapal untuk menggunakan peralatan navigasi, seperti lampu suar, horn dan peralatan lainnya sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kabut asap kiriman dari kebakaran lahan di Pulau Sumatera.

Ia juga mengatakan akan terus memantau ketebalan kabut asap sebagai dasar dalam membuat kebijakan untuk menunda pelayaran feri penumpang, baik di pelabuhan internasional maupun domestik Tanjung Balai Karimun.

"Kami tetap mengeluarkan peringatan dini kepada pelaku pelayaran untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," kata dia lagi.

Kabut asap yang menyelimuti perairan Tanjung Balai Karimun pada Minggu, tampak makin tebal. Beberapa pulau yang berhadapan dengan Pelabuhan Internasional dan Domestik Tanjung Balai Karimun tampak samar-samar dan memutih akibat diselimuti kabut asap.

Aktivitas di dua pelabuhan tersebut masih normal, kapal-kapal singgah dan pergi mengangkut dan menurunkan penumpang ke sejumlah jurusan.

Kondisi yang sama juga terjadi di pusat kota Tanjung Balai Karimun, namun warga tidak terpengaruh dan tetap beraktivitas seperti biasa.

"Kondisinya seperti pagi hari saja, cuaca seperti mendung dan kota berkabut seperti diselimuti embun, padahal hari sudah sore," kata seorang warga, Haryono.

Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015