Balikpapan, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jarak pandang dalam kabut asap (fog) yang menyelimuti Balikpapan adalah 10 km pada siang hari dan 2,6 km pada malam hari.

"Asapnya kiriman dari selatan dan barat," kata Kepala BMKG Balikpapan, Imam Marsudi, di Balikpapan, Minggu.

Angin membawa asap dari Kalimantan Selatan, Kutai Barat, maupun Kalimantan Tengah ke arah timur ke Selat Makassar.

Walaupun ada dampak dari Paser yang dekat di selatan, Balikpapan sebenarnya relatif aman. Asap yang ada di Balikpapan karena kiriman," Marsudi.

Menurut Marsudi, hal tersebut karena pola arah angin bertiup, yaitu pertama angin datang dari arah tenggara, kemudian juga terus dari arah selatan, dan kemudian dari barat daya.

Seperti diketahui angin berembus dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Sebab letaknya yang di tepi laut, Balikpapan dan pesisir timur Kalimantan Timur dan menerima banyak sinar matahari menjadi daerah bertekanan rendah dengan udara panas yang terus bergerak.

Angin membawa asap-asap yang berasal dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan wilayah barat Kalimantan Timur sendiri ke pesisir, ke Balikpapan.

Di Balikpapan sendiri tidak terpantau ada titik panas. BMKG Kota Balikpapan mencatat kurang lebih 1.363 titik panas atau hotspot terpantau melalui satelit Terra Aqua di wilayah Kalimantan.

Imam menyebutkan, untuk di Kalimantan Timur titik panas yang terpantau sebanyak 231 titik. Terbanyak ada di Kabupaten Kutai Barat yang terpantau 68 titik panas, Mahakam Ulu dan Penajam Paser Utara ada 1 titik panas.

Di Kalimantan Utara ada 11 titik api panas yang terpantau yakni di Kabupaten Bulungan.

Di Kalimantan Barat ada 113 titik panas yang terpantau hingga saat ini dan terbanyak di Kabupaten Ketapang yakni ada 76 titik panas yang terpantau. Di Kalimantan Selatan ada 152 titik panas dan terbanyak di Kabupaten Tapin ada 35 titik panas yang terpantau.

Kabupaten Tapin adalah kabupaten yang kaya batubara dan juga punya banyak rawa-rawa dan perkebunan. 

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015