Jakarta (ANTARA News) - Jumlah ekspor rumput laut yang merupakan salah satu komoditas andalan sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air bakal diatur untuk disesuaikan dengan kebutuhan pasar negara-negara sasaran ekspor di dunia.

"Pemerintah akan mengatur ekspornya sesuai pasokan dan kebutuhan pasar dunia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sedangkan dalam jangka panjang, menurut Susi, pemerintah juga akan menyusun road map (peta jalan) dan tata niaga rumput laut yang menyertakan pemangku kepentingan rumput laut dari hulu sampai hilir, sehingga tidak ada lagi keluhan tentang penurunan harga dan pemenuhan kebutuhan rumput laut.

Saat ini, KKP sedang melaksanakan rapat koordinasi nasional rumput laut Indonesia di Makasar yang bertujuan untuk mendorong pengembangan usaha budidaya dan industri rumput laut.

"Untuk mendorong konsumsi rumput laut dalam menu sehari-hari dan penggunaan rumput laut sebagai bahan tambahan dalam berbagai industri makanan, maka perlu dilakukan sosialiasi dan promosi secara terus menerus, ujarnya.

Selain itu, ujar dia, KKP bersama kementerian/lembaga terkait juga akan memanfaatkan sistem resi gudang Kementerian Perdagangan sebagai salah satu instrumen penyangga harga produk rumput laut masyarakat.

Sistem Resi Gudang (SRG), lanjutnya, akan diterapkan guna membantu menyerap rumput laut hasil budidaya.

"Dalam waktu dekat sistem resi gudang untuk rumput laut akan dilaksanakan untuk pertama kalinya di Makasar melalui penandatanganan antara Koperasi Serikat Pekerja Merdeka Indonesia dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, serta Bank Pembangunan Jabar," ungkapnya.

Sedangkan koperasi yang menerbitkan resi dan izin-izin prinsip sedang berjalan, sehingga menjadi solusi agar pembudidaya bisa terjamin produknya terjual dan penyediaan pasokan untuk industri dapat berkesinambungan.

Berdasarkan data KKP, potensi lahan rumput laut yang dimiliki Indonesia adalah 12,1 juta hektar, dan baru dimanfaatkan sekitar 2,68 persen atau 352.825,12 hektare.

Sementara produksi rumput laut basah Indonesia sebesar 9,2 juta ton pada tahun 2013 dan meningkat pada tahun 2014 yaitu sebesar 10,2 juta ton.

Dalam paparannya Menteri Susi juga mengatakan untuk volume ekspor rumput laut Indonesia tahun 2013 yakni sebesar 181.924 ton dengan nilai 209,7 juta dolar AS dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 206.452 ton dengan nilai 279,5 juta dolar AS.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015