Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4 persen, sementara defisit transaksi berjalan diprakirakan lebih rendah dari prakiraan semula, atau sekitar 2 persen pada akhir 2015,"
Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia kembali memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,5 persen untuk kesembilan kalinya secara berturut-turut setelah sempat diturunkan 25 basis poin pada Februari 2015 lalu.

"Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4 persen, sementara defisit transaksi berjalan diprakirakan lebih rendah dari prakiraan semula, atau sekitar 2 persen pada akhir 2015," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Tirta Segara di Jakarta, Kamis.

Bank Indonesia juga memutuskan suku bunga Deposit Facility dan Lending Facility masing-masing tetap pada level 5,5 persen dan 8 persen.

Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan membaik terutama didorong oleh meningkatnya belanja modal pemerintah, walaupun aktivitas perekonomian di sektor swasta masih berjalan relatif lambat.

"Bank Indonesia menilai bahwa tekanan terhadap stabilitas makro mulai mereda sehingga kedepan terdapat ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter," kata Tirta.

Mengingat masih tingginya risiko ketidakpastian global, lanjut Tirta, maka Bank Indonesia akan tetap berhati-hati dan mencermati risiko global di tengah perkembangan pasar keuangan global yang lebih kondusif.

Sejalan dengan hal tersebut, fokus kebijakan Bank Indonesia dalam jangka pendek tetap diarahkan pada langkah-langkah stabilisasi nilai tukar, memperkuat pengelolaan likuiditas Rupiah, serta memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Tirta.

Bank Indonesia pun menyambut baik dan mengapresiasi rangkaian paket kebijakan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan reformasi struktural yang diperlukan untuk memperkuat fondasi perekonomian Indonesia.

"Ke depan, koordinasi dengan Pemerintah akan terus diperkuat untuk mendukung efektivitas dan konsistensi kebijakan struktural yang menjadi kunci perbaikan prospek ekonomi Indonesia," kata Tirta.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015