... kita telah melakukan terobosan dengan membangun klaster-klaster ..."
Banjarmasin (ANTARA News) - Pemerintah harus menyiapkan sistem permodalan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan.

"Yang kini harus benar-benar disiapkan oleh seluruh pihak terkait adalah kebebasan permodalan dan sumber daya manusia," ujarnya di Banjarmasin Jumat.

Ia menilai, secara jenis dan kualitas produksi memperlihatkan perajin Kalimantan Selatan (Kalsel) cukup siap menghadapi persaingan dengan produksi negara lain, pada saat dilaksanakan MEA.

Menurut Hary, bisa jadi para perajin dalam negeri akan sulit bersaing, justru karena tidak memiliki modal dan kemampuan untuk bersaing dengan produksi luar negeri.

Bila permasalahan tersebut tidak segera dipersiapkan dan diatasi mulai saat ini, ia menilai, maka produk-produk dalam negeri akan sulit bersaing dengan produk luar negeri.

Begitu juga dengan sumber daya manusia daerah, ia mengemukakan, akan sulit bersaing dengan sumber daya dari luar, karena saat MEA diberlakukan, maka bukan hanya produk luar negeri yang bebas masuk, tetapi juga SDM dan tenaga kerja asing juga bisa dengan mudah menjadi pesaing SDM dari daerah.

"Menghadapi hal tersebut, kita telah melakukan terobosan dengan membangun klaster-klaster hampir di seluruh sektor, untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah," katanya.

Melalui sistem klaster, ia menyatakan, diharapkan perajin, petani, peternak dan lainnya, bisa mengakses sistem permodalan perbankan dengan lebih mudah, serta memiliki kemampuan manajerial dan pemasaran yang jauh lebih baik.

"Beberapa klaster yang telah kita bangun, antara lain klaster saserangan, airguci di Kabupaten Banjar, kerajinan Anpulung di Kabupaten HUlu Sungai Utara, dan sektor pertanian tanaman pangan lainnya," katanya menambahkan.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015