Jakarta (ANTARA News) - Pakar ekonomi Standard Chartered, Fauzi Ichsan, mengatakan pemerintah harus melaksanakan janjinya membangun prasarana, kepastian hukum dan stabilitas yang terjaga, karena tanpa implementasi peningkatan investasi di dalam negeri sangat sulit terjadi. "Rendahnya investasi asing di dalam negeri karena pemerintah kurang melaksanakan implementasi tersebut, terutama mengenai kepastian hukum," katanya, menanggapi pidato kepala negara mengenai rendahnya investasi dalam dua tahun terakhir di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan pemerintah harus membuktikan kepastian hukum berjalan dengan baik, karena investor asing masih mempertanyakan hukum yang terjadi di Indonesia. Apabila pemerintah dapat melaksanakan semua janjinya yang telah diucapkan setahun lalu, maka sektor investasi akan berkembang dengan pesat, katanya. Laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun 2006 masing-masing tercatat Rp20,78 triliun dan 5,98 miliar dolar AS. Investasi PMDN itu turun sekitar 32 persen dibanding tahun 2005 yang mencapai Rp30,67 triliun dan PMA sebesar 8,91 miliar dolar AS. Fauzi mengemukakan pemerintah juga harus membelanjakan dana APBN ke sektor yang produktif, sehingga daya serap dari penggunaan dana APBN cukup tinggi. Selama ini penyerapan dana APBN kurang berjalan, sehingga dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi belum sebagaimana yang diharapkan, ucapnya. Mengenai akses dana perbankan, menurut dia, sebenarnya sudah berjalan, namun belum signifikan, karena para debitur dan kreditur masih menunggu pemerintah untuk segera mengimplementasikan paket kebijakannya yang mendorong ekonomi tumbuh lebih cepat. Kebijakan-kebijakan itu diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen sekaligus mengurangi tingkat pengangguran, katanya. Apalagi, lanjutnya, perbankan sudah komit akan segera menyalurkan kreditnya lebih besar dibanding tahun lalu, menyusul makin turunnya bunga BI Rate yang saat ini mencapai 9,50 persen atau telah turun 300 basis poin. Perbankan juga siap menurunkan kembali tingkat suku bunganya, apabila BI Rate turun hingga berkisar antara 7 sampai 8 persen, katanya. Ia mengatakan tahun ini merupakan momentum yang tepat bagi pemerintah untuk segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi didukung sektor riil dan masuknya investor asing menempatkan dananya di pasar domestik. "Kami optimis pemerintah telah mempersiapkan berbagai paket kebijakan untuk menarik investasi asing di dalam negeri aktif melakukan investasi," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007