Bengkulu (ANTARA News) - Sekuntum bunga bangkai (Amorphophallus titanuum) atau dalam bahasa setempat, bunga kibut, hasil penangkaran warga Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, berhasil mekar sempurna.

"Bunga bangkai yang kami tanam berhasil mekar dan masih bisa dinikmati keunikannya sampai hari ini," kata Holidin, penangkar bunga langka tersebut, di Kepahiang, Minggu.

Ia mengatakan tinggi bunga yang mengeluarkan bau busuk itu mencapai 160 centimeter.

Ukuran itu, menurut Holidin, tergolong pendek sebab pada umumnya bisa mencapai dua hingga tiga meter. "Kami perkirakan karena sedang musim kemarau jadi tinggi bunga juga menyusut," ucapnya.

Holidin membuka lokasi penangkaran itu untuk masyarakat umum. Keunikan bunga bangkai dengan kelopak berwarna merah ungu itu dapat dinikmati pengunjung.

Lokasi penangkaran milik keluarga itu berada di jalan lintas yang menghubungkan Kota Bengkulu dengan Kabupaten Kepahiang.

Setelah memarkirkan kendaraan di pinggir jalan, pengunjung hanya butuh waktu lima menit untuk berjalan ke dalam kebun penangkaran.

"Kami tidak memungut retribusi, tapi menerima sumbangan sukarela dari pengunjung," ujarnya.

Holidin telah menangkar empat jenis bunga bangkai atau penamaan lokal disebut bunga kibut di lokasi yang berbatasan dengan Hutan Lindung Bukit Daun itu.

Selain jenis Amorphopallus tinanuum, ia juga menangkar jenis Amophophallus gigas, Amorphophallus variabilis, dan Amorphophallus paenifolius.

Perbedaan empat jenis ini sangat kontras, termasuk jenis gigas dengan titanum yang sudah sering mekar di lokasi penangkaran milik keluarganya itu.

"Jenis gigas biasanya paling tinggi dibanding tiga jenis lainnya dan lebih lama mekar, hingga empat hari," katanya.

Pewarta: Helti Sipayung
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015