Itu akan dijajaki dulu, karena ini sudah bertahun-tahun dan dulu pemerintah tentu punya pertimbangan dengan bijak. Sekarang, kita melihat ini untuk meningkatkan daya saing kita dan memperluas pasar,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengatakan kesepakatan pemerintah untuk bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik dapat meningkatkan kemampuan daya saing perdagangan dengan negara-negara lintas kawasan.

"Itu akan dijajaki dulu, karena ini sudah bertahun-tahun dan dulu pemerintah tentu punya pertimbangan dengan bijak. Sekarang, kita melihat ini untuk meningkatkan daya saing kita dan memperluas pasar," kata Wapres Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan keikutsertaan Pemerintah Indonesia dalam kerja sama Kemitraan Trans-Pasifik tersebut dapat menyetarakan posisi Indonesia dengan negara-negara baik di kawasan maupun lintas kawasan.

"Itu supaya kita nanti tidak mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan negara-negara yang ikut TPP (Trans-Pacific Partnership), yakni ada Vietnam, Malaysia, Amerika dan Jepang. Maka dari itu, kita (Pemerintah) mempertimbangkan untuk bergabung," katanya.

Terkait pandangan beberapa pihak bahwa perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik tidak dapat memberikan keuntungan lebih bagi Indonesia, Wapres menilai kemitraan tersebut lambat laun akan menjadi kebutuhan pasar sehingga pemerintah tidak ingin kehilangan kesempatan untuk meraup pangsa tersebut.

"Kita tidak ingin daya saing kita berkurang, bagaimana pun pasar Amerika dan Pasifik kan besar, kita bisa merambah pasar yang lebih luas. Ini masalah pasar," jelasnya.

Dalam lawatan ke Amerika Serikat, Presiden Joko Widodo menyatakan minatnya untuk bergabung dalam Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).

TPP yang digagas oleh Presiden AS Barrack Obama sejak 2010, merupakan pakta perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara di Asia Pasifik.

Tawaran tersebut pernah digaungkan semasa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2011, namun ditolak oleh pemerintah pada masa itu.

Dalam keterangannya di Gedung Putih, Washington DC, Senin (26/10), Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

"Ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka. Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan Indonesia bermaksud untuk bergabung dengan Trans Pacific Partnertship (TPT)," kata Presiden Joko Widodo.

Sebanyak 12 negara yang telah bergabung dalam Kemitraan tersebut yaitu AS, Jepang, Brunei, Chile, New Zealand, Singapura, Australia, Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru, dan Vietnam.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015