Doha, Qatar, (ANTARA News) - Ooredoo, perusahaan telekomunikasi Qatar tidak berencana menambah ataupun menjual saham di PT Indosat yang saat ini jumlahnya mencapai 65 persen.

"Kita sampai saat ini tak berencana melakukan keduanya (membeli dan menjual)," kata CEO Grup Ooredoo Nasser Marafih kepada sejumlah wartawan Indonesia yang menemuinya di Doha, Qatar, Rabu.

Menurutnya, sesuai peraturan Pemerintah Indonesia kepemilikan saham telekomunikasi di Indonesia tak boleh lebih 65 persen.

"Itu artinya kita tak mungkin menambah saham Indosat," katanya.

Mengenai kemungkinan pelepasan saham Indosat, dia mengatakan, Pemerintah Indonesia belum pernah menghubunginya dan membicarakannya.

Dikatakan, dirinya sangat mendukung program Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang memberikan iklim investasi yang menarik serta mengundang investor asing datang ke Indonesia.

Menurutnya, Indonesia selama ini menjadi fokus Ooredoo sebagai bisnis utama telekomunikasi, selain juga mengembangkan usaha ke sejumlah negara di Asia dan Timur Tengah.

Indonesia, katanya, dengan penduduk yang sangat besar dan kemajuan teknologi serta infrastruktur diyakini akan terus menjadi pasar yang besar sehingga perusahaan diyakini akan terus berada di Indonesia.

Dia mencontohkan, dibanding dengan negara lain seperti Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang, maka kemajuan teknologi telekomunikasi di Indonesia tidak terlalu tertinggal mengingat dukungan penuh dari pemerintah sudah sangat baik.

Nasser menilai berbagai kebijakan yang dilakukan Pemerintah Indonesia juga menjadikan salah satu faktor teknologi telekomunikasi alami kemajuan sehingga Ooredoo sejak tujuh tahun lalu membeli sebagian saham Indosat.

Indosat adalah operator telekomunikasi berskala global, anggota dari Grup Ooredoo yang menyediakan berbagai layanan telekomunikasi dengan kualitas operator kelas dunia.

Indosat melayani lebih dari 68,5 juta pelanggan di Indonesia pada semester pertama 2015, Indosat adalah salah satu operator anggota terpenting bagi Group Ooredoo.

Perusahaan memberikan kontribusi 60 persen dari total pelanggan dan 21,6 persen pendapatan terhadap Grup Ooredoo pada semester pertama 2015.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015