Palembang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang terlibat langsung menangani korban dampak asap salah satunya yang berada di Rumah Evakuasi Balita, Kampung Lima Hulu, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).

"Ya kan kita melihat peran dari masyarakat, peran dari NGO (Non Government Organisasition), dalam rangka penanganan asap terutama yang berhubungan dengan kesehatan bayi-bayi," kata Presiden Jokowi setelah meninjau balita korban asal di Rumah Evakuasi Balita, Kampung Lima Hulu, Kota Palembang, Jumat.

Hal itu menjadi apresiasi tersendiri bagi Presiden ketika ia melihat sendiri sebuah rumah singgah yang baik untuk bayi-bayi karena sesuai standar yang dibutuhkan balita.

Presiden mengaku melihat sendiri rumah singgah yang memiliki fasilitas komplit.

"Saya lihat sebuah rumah singgah yang baik untuk bayi-bayi karena di dalamnya ada dokter, ada medisnya, ada obatnya. Sehingga penanganan itu menjadi komplit. Dan kalau lingkungan ini misalnya kalau asapnya tebal dan perlu masuk ke sini semua ya semuanya masuk dan saya lihat ditangani dengan baik," katanya.

Pada kesempatan itu Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo berkunjung ke rumah evakuasi balita korban asap. Rumah tersebut berada di kawasan padat penduduk.

Inisator Rumah Evakuasi Balita, Kampung Lima Hulu, Kota Palembang, Hadi Jatmiko, mengatakan rumah evakuasi yang didirikan bersama para relawan itu di dalamnya bukan hanya mencakup ruang perawatan medis, tapi dilengkapi ruang PAUD, ruang isolasi, tempat bermain aktif dan tempat belajar bagi balita yang terkena dampak asap.

Sementara relawan yang bertugas di dalamnya terdiri dari satu orang dokter, dua perawat, seorang tim PAUD, tim dokter, dan 4 orang bertugas di posko.

"Kami tiap hari rata-rata menerima 150 anak untuk diperiksa dari seluruh Kecamatan Lima Hulu ini," katanya.

Rumah tersebut dibangun di kawasan padat penduduk yang rata-rata masyarakatnya tidak memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan.

"Selain di sini para relawan juga membuat rumah evakuasi di Jakabaring, bahkan lebih lama yang di sana," katanya.

Pendanaan untuk kegiatan operasional sendiri merupakan donasi dari para individu yang peduli.

Ia dan rekan-rekannya mengalami kendala paling besar dalam hal penyediaan air bersih dan listrik yang kerap kali padam.

Hadi berharap pemerintah mereplikasi konsep rumah evakuasi bagi balita korban asap hingga tingkat RT.

"Kami berharap pemerintah membuat rumah-rumah evakuasi seperti ini sampai pada tingkat RT. Kami ingin ini diadopsi agar jangan sampai rumah evakuasi yang dibangun pemerintah fasilitasnya itu seadanya," kata Hadi.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015