Tokyo (ANTARA News) - Kisah seekor anjing yang setia pada tuannya di Negeri Sakura Jepang sangat tersohor ke berbagai negara. Dialah Hachiko.

Anjing jantan jenis Akita Inu tersebut selalu menunggu tuannya, Profesor Hidesaburo Ueno, pulang mengajar di Stasiun Shibuya, Tokyo, Jepang, selama bertahun-tahun, di mana kebiasaannya tersebut berlanjut saat sang tuan tak pernah pulang karena telah meninggal dunia.

Selama sepuluh tahun lamanya, Hachiko tetap setia menunggu kedatangan sang tuan yang telah tiada.

Hingga akhirnya, anjing kelahiran 10 November 1923 tersebut kurus karena kurang makan dan mati pada 8 Maret 1935.

Untuk mengenang kesetiaan Hachiko, pemerintah Jepang memutuskan untuk membuat sebuah patung di pelataran Stasiun Shibuya, tempat Hachiko menunggu tuannya.

Kisah tersebut ternyata tidak hanya menggugah seluruh media di dunia, namun juga hati seorang sutradara Richard Gere untuk membuat film yang mengisahkan tentang kesetiaan Hachiko.

Sejak itu, Hachiko memiliki banyak sekali penggemar, di mana meskipun jasadnya telah tiada, namun kesetiaannya tetap dikenang.

"Saya bela-belain ke Shibuya untuk melihat dan berfoto di patung Hachiko, meskipun cuacanya gerimis," kata seorang pengunjung asal Indonesia Ningayu di Tokyo, Sabtu.

Ia mengatakan, bahwa film milik Richard Gere tersebut sangat menyentuh, sehingga ia tidak ingin melewatkannya ketika memiliki kesempatan berkunjung ke Jepang.

Ramai pengunjung Shibuya, kota yang tergolong sangat ramai ini seperti tidak pernah mati, meskipun kebanyakan toko di Shibuya tutup pada pukul 10.00 pagi, namun terdapat sekitar 100 orang menyeberang secara bersamaan setiap hampir lima menit sekali.

"Shibuya hampir tidak pernah sepi, makanya ketika jam 11 malam masih di sekitar sini, orang-orang terap ramai berlalu lalang," kata seorang Warga Negara Indonesia yang pernah bekerja di Jepang selama dua tahun Ika Astri.

Menurut Ika, kebanyakan dari pengunjung di Shibuya, mereka akan selalu menyempatkam untuk mengunjungi dan berfoto dengan patung Hachiko.

"Fotonya gantian, karena semua orang dari berbagai negara yang mengunjungi Shibuya, secara bergantian mengambil gambar di patung itu," ujar Ika.

Ketika Antaranews menyambangi patung Hachiko, beberapa turis asal Amerika Serikat, Tiongkok dan Indonesia sibuk mengantri sambil berdiri menunggu giliran foto.

Pose gambar-gambar yang diambil bermacam-macam, namun mayoritas mereka memeluk Hachiko atau pura-pura membelainya.

Sehingga, Hachiko seakan-akan hidup dan berinteraksi dengan ratusan pengunjung yang menghampirinya tersebut.

Meskipun raganya sudah mati, Hachiko seakan tidak pernah "sendiri", karena pengunjung dari belahan dunia manapun akan menemaninya setiap menit di Shibuya, Jepang.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015