Sidoarjo (ANTARA News) - Penggunaan "metode rangkaian bola beton" (methode of chains ball) untuk mengurangi volume semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jatim, batal diujicoba Kamis, karena mobilisasi alat menuju pusat semburan belum selesai. "Pembatalan yang kita lakukan semata-mata karena alasan teknis. Alat-alat berat maupun rangkaian bola beton belum siap dimobilisasi ke pusat semburan lumpur," kilah juru bicara Timnas PSLS, Rudi Novrianto ketika dikonfirmasi melalui telepon. Menurut dia, untuk mobilisasi alat berat seperti "crane" dan "tower" membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Segala faktor harus diperhitungkan, utamanya faktor keselamatan pekerja di lapangan. "Apalagi akhir-akhir ini hujan deras sering turun di kawasan Porong dan sekitarnya. Kita tidak ingin ambil resiko soal keselamatan," ujarnya. Metode ini dilakukan oleh Timnas PSLS setelah "Relief Well" (pengeboran miring yang merupakan skenario ketiga-akhir) dianggap gagal menghentikan semburan lumpur Lapindo Brantas Inc. Namun "Methode of Chains Ball" ini hanya untuk mengurangi volume semburan lumpur sebesar 50-70 persen yang keluar dari Sumur Banjar Panji I. "Sebenarnya hari ini kita akan melakukan uji coba `methode of chains ball` usulan rekan-rekan pakar ITB. Karena `Relief Well` sudah kita anggap gagal untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo, padahal metode dengan `Relief Well` ini dianggap metode terbaik di dunia," paparnya. Sebelumnya, Ketua Timnas PSLS, Basuki Hadimuljono, seusai diskusi panel dengan "Board of Surabaya Academy" di Surabaya, Rabu petang, mengemukakan, bola-bola yang terbuat dari beton akan dimasukkan ke pusat semburan lumpur di Porong Sidoarjo pada Kamis (8/2) sekitar pukul 06.00 WIB. "Bola-bola beton itu bukan untuk mematikan semburan lumpur, namun untuk mengurangi semburan," ucapnya, seraya menambahkan, bola-bola beton yang akan dimasukkan itu berjumlah 25 sampai 50 bola. Selanjutnya bola beton tersebut akan dimasukkan 100 bola setiap harinya. Mestinya, bola-bola beton itu dimasukkan pada Selasa (6/2), tapi terkendala cuaca, sehingga baru bisa dilakukan pada Kamis (8/2), tuturnya. Timnas sudah memesan 2.000 bola-bola beton dari ITB. Saat ini diperkirakan sudah selesai 950 bola. Setiap bola beton mempunyai berat 350 kg. Pemasukan bola-bola beton ke pusat semburan lumpur itu melalui empat tahapan. Pertama, bola-bola yang dimasukkan berdiameter 20 cm. Kedua, berdiameter 30 cm. Ketiga dan keempat berdiameter 40 cm. "Secara teknis, bola beton itu akan dimasukkan pada kedalaman 100 meter. Setelah itu baru dilepas," ungkapnya. Menurut dia, prediksi keberhasilan pemasukan bola-bola itu berkisar antara 50-70 persen. "Saya tidak akan menganjurkan memasukkan bola-bola itu jika tidak ada garansi dari ITB," katanynya. Pembuatan bola-bola beton itu menghabiskan dana sekitar Rp4 miliar. Dananya ditanggung oleh Lapindo, imbuhnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007