Jakarta (ANTARA News) - Konsumen Asia Tenggara, termasuk Indonesia, merasa lebih aman untuk bertransaksi langsung di toko dibandingkan dengan pembayaran secara online. 

Temuan itu didasari survey MasterCard terhadap 6.600 konsumen dan 100 pedagang di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, China, Hong Kong, dan Taiwan.

MasterCard Safety and Security Index, dalam siaran pers, Jumat, mengungkapkan sebagian konsumen Asia Tenggara merasa khawatir dengan keamanan pembayaran elektronik.

"Pencurian identitas dan berbagai penyalahgunaan kartu ATM menjadi dua masalah keamanan utama yang dikhawatirkan."

42 persen konsumen di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam) merupakan negara yang paling khawatir terhadap  penipuan ataupun kecurangan terkait penggunaan ATM, seperti pencurian kartu, penggandaan kartu maupun skimming. 

Sedangkan China, Hong Kong, dan Taiwan memiliki kekhawatiran terhadap hal yang sama sebesar 31 persen.

Konsumen di kawasan Asia Tenggara (35 persen) dan Greater China (32 persen) memiliki kekhawatiran yang tidak jauh berbeda terkait dengan pencurian identitas. 

 Hal ini termasuk pencurian data personal seperti rincian data bank, identitas personal, alamat, dan tanda tangan yang dicuri melalui website. 

Pada kedua kawasan tersebut, diketahui bahwa kekhawatiran tersebut tidak berasal langsung dari pengalaman pribadi masyarakat, melainkan dari hasil pemberitaan mengenai pencurian di media massa.

Kendati demikian, China adalah satu-satunya negara yang konsumennya merasa pembayaran online lebih aman ketimbang di toko. 

Hampir setiap konsumen di Greater China telah melakukan pembayaran online sejak tahun lalu. Sebanyak 62 persen konsumen di China lebih memilih untuk menggunakan dompet digital dalam pembayaran online, melebihi konsumen di Hong Kong (14 persen) dan Taiwan (29 persen).
 
MasterCard  Safety and Security Index juga menyatakan bahwa bank memainkan peran penting dalam menjamin keamanan pembayaran bagi konsumen di Asia Tenggara. 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015