Pontianak (ANTARA News) - Warga Singkawang Kalbar, digegerkan adanya sebuah bungkusan dalam kantong plastik hitam yang terletak di atas bangku samping kanan Gereja Katolik Santo Fransiskus Assisi, di Jalan Pangeran Diponegoro, Senin.

Adanya sebuah remote dalam bungkusan itu, tidak menutup kemungkinan adanya bahan peledak di sekitar Gereja tersebut. Tak mau ambil resiko, akhirnya seorang warga bernama, Robert, pun langsung memanggil pihak kepolisian.

"Sebenarnya bungkusan itu sudah saya temukan sejak Sabtu pagi kemarin. Sewaktu ke gereja mau masang selang air," katanya.

Saat membuka pintu, pengurus gereja inipun menemukan bungkusan yang sangat mencurigakan.

"Mau saya buka, saya lihat ada anak-anak TK sedang berdoa bersama gurunya. Kemudian, setelah mereka keluar, lalu datang lagi anak SMP mau latihan Koor. Karena gerimis, lalu bungkusan itu saya pindahkan ke sudut ujung kanan gereja," ceritanya.

Awalnya, Robert hanya menduga jika bungkusan itu merupakan milik anak-anak TK atau guru.

"Saya kira punya anak-anak atau guru. Tapi, setelah semua keluar, ternyata bungkusan itu masih ada. Lalu datang lagi anak-anak SMP, karena waktu itu hujan gerimis, maka saya pindahkan," jelasnya.

Memang, katanya, sewaktu dibuka, dia melihat ada remot dan kitab suci dalam bungkusan tersebut.

"Merasa curiga, lalu saya laporkan ke Pak Irwan, karena anaknya ada yang polisi. Ternyata dia lupa. Karena sampai hari ini (Senin,red) bungkusan itu masih ada," ujarnya.

Dan barulah, pada hari ini sekitar pukul 13.00 WIB, dia menelpon polisi untuk mengecek isi yang ada dalam bungkusan tersebut.

Menurutnya, kejadian itu pernah terjadi beberapa tahun yang lalu. "Hanya saja, dalam bungkusannya terdapat patung, injil, dan sepucuk surat dan di dalam surat itu tertulis, Pak Pastor mohon maaf, saya sudah pindah agama," katanya.

Sementara Kabag Ops Polres Singkawang, Kompol Dani Catra Nugraha mengatakan, berdasarkan pengecekan yang dilakukan pihaknya bersama Detasemen Brimob Polda Kalbar, bahwa di dalam bungkusan tersebut tidak ditemukan bahan peledak atau lainnya.

Disamping itu, pihaknya juga sudah melakukan penyisiran di sekitar gereja. "Dan tidak ditemukan benda-benda yang dapat memicu ledakan," jelasnya.

Dia menyebutkan, di dalam paket plastik berwarna hitam itu, hanya berisikan buku-buku, kitab suci, foto-foto, Paspor berinisial LSK, dan remot audio mobil.

"Jadi tidak ada barang-barang yang terkait dengan bom dan sebagainya," ujarnya.

Meski tidak ditemukannya bahan peledak, pihaknya akan tetap menelusuri lebih lanjut mengenai kepemilikan Paspor tersebut.

"Bungkusan tersebut akan kita bawa ke Mapolres Singkawang, untuk penyelidikan lebih lanjut. Apakah pemilik Paspor itu merupakan warga Singkawang atau bukan dan kita akan meminta keterangan dari yang bersangkutan terkait barang dalam kantong plastik tersebut. Apakah ada maksud lain atau tidak," katanya.

Disamping itu, dia mengimbau kepada masyarakat, apabila menemukan barang-barang yang mencurigakan baik di rumah maupun di tempat lain, agar segera menghubungi pihak berwajib. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

(KR-RDO/R021)

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015