PLN harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Babel dengan memenuhi ketersediaan listrik. Dengan harapan dapat menarik pihak swasta untuk berinvestasi di Babel,"
Pangkalpinang (ANTARA News) - Komisi VII DPR RI mendesak PT Perusahaan Listrik Negara wilayah Bangka Belitung segera merealisasikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap Air Anyir yang belum layak operasi dalam menyuplai listrik untuk wilayah itu.

"PLN harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Babel dengan memenuhi ketersediaan listrik. Dengan harapan dapat menarik pihak swasta untuk berinvestasi di Babel," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha di Pangkalpinang, Selasa.

Ia meminta pihak PLN bisa memenuhi kebutuhan listrik di Babel melalui energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan.

"PLN juga harus bisa memastikan kapan PLTU bisa betul-betul beroperasi supaya bisa memenuhi kebutuhan listrik saat ini, karena sudah cukup banyak uang negara yang dikucurkan," ujarnya.

Sementara anggota Komisi VII, Nasir meminta agar PLN berkomitmen serius untuk memastikan kapan terealisasinya PLTU berkapasitas 2X30 MW, mengingat pembuatan PLTU ini sudah dilaksanakan sejak 2008 lalu dengan anggaran 1.000 US Dollar per kw.

Selain itu Dia juga mengingatkan agar PLN bisa menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik agar tidak muncul masalah baru terkait jaringan yang bermasalah kedepannya.

"PLN sudah lima tahun bangun pembangkit namun hanya janji saja, belum ada kepastian kapan terealisasinya. Saya tidak tau pola manajemennya seperti apa, uang yang dikeluarkan itu adalah utang negara, tidak ada tujuan jelas. Tolong berikan kepastian, operasionalnya kapan, karena anggaran yang dikeluarkan perlu audit, negara sangat rugi," katanya.

Nasir juga meminta kepada Ketua Komisi VII DPR RI untuk membentuk pansus untuk mengungkap dan meninjau ulang pembangunan PLTU tersebut supaya kedepannya tidak ada lagi permasalahan seperti masalah jaringan.

Sementara Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN, Amir Rosidin menjelaskan bahwa pembangkit PLTU sudah ada beberapa yang beroperasi namun belum maksimal. Selain itu, pihaknya juga mengakui jika pekerjaan PLTU tersebut tidak semulus harapan seperti kontrak dengan kontraktor Cina yang mengalami hambatan, sehingga sering lamban dan suplai listriknya tidak maksimal.

"Unit 2 sudah dioperasikan Jjanuari 2014, namun memang performanya belum bagus, sedangkan unit 1 sedang dites, kami harapkan akhir bulan ini sudah bisa jalan, karena ini memang cukup rumit," katanya.

Pewarta: Ahmadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015