Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan memberikan bantuan bagi korban banjir di DKI Jakarta dan sekitarnya berupa beras sebanyak 10 kilogram per orang selama dua bulan, kata Menko Kesra, Aburizal Bakrie, Senin. Hal tersebut merupakan salah satu hasil keputusan Rapat Terbatas Kabinet Indonesia Bersatu di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Senin, guna membahas penanganan pasca-banjir Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Seusai rapat tersebut, Bakrie menjelaskan, bantuan beras itu jumlahnya akan disesuaikan dengan data korban banjir yang telah didaftarkan oleh Satkorlak kepada Bakornas. "Jumlah beras yang akan disalurkan tergantung dari jumlah pengungsi. Jika diasumsikan pengungsi berjumlah 300.000, maka dikalikan 10 kilogram beras selama dua bulan menjadi total 6.000 ton," ujarnya. Pemberian bantuan beras seperti itu, katanya, juga akan dilakukan di daerah-daerah lain yang mengalami bencana alam seperti banjir maupun gempa. "Setiap kabupaten/kota memiliki persediaan beras di Depot Logistik (Dolog) masing-masing sekitar 1.000 ton. Kalau kurang bisa ditambah melalui Depsos," katanya. Bakrie menyebutkan, saat ini di Departemen Sosial (Depsos) tersedia cadangan beras untuk penanganan bencana sekira 230.000 ton. Beras tersebut, menurut dia, akan dikeluarkan sesuai dengan berapapun kebutuhan korban bencana. Menko Perekonomian, Boediono, secara terpisah mengatakan bahwa pemerintah terus mengupayakan kelancaran distribusi sembako ke Jakarta pasca-banjir. Pemerintah, katanya, menjamin, agar sektor industri, jasa, dan ekspor-impor berjalan lancar. Selain itu, ia mengemukakan, pengendalian harga sembako dan pelayanan kesehatan masyarakat pasca-banjir juga menjadi prioritas pemerintah. "Pasca-banjir ini, harga sembako sudah mulai terkendali, namun masih ada yang perlu dinormalkan lagi," katanya. Pemerintah juga meminta semua pemerintah daerah, agar ikut memantau dan melakukan langkah-langkah di daerahnya masing-masing terkait dengan ketersediaan stok sembako dan kestabilan harga, demikian Boediono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007