Di masa Orde Baru, hampir NU dibubarkan kalau tak bisa bersikap luwes. Pak Slamet masuk lingkaran Orde Baru justru demi menyelamatkan NU
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengenang Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi.

"Pak Slamet itu senior saya, saya kenal beliau sebagai sosok yang tegas, memiliki prinsip, dan berintegritas tinggi," kata Said Aqil di Jakarta, Kamis, tentang sosok Slamet Effendy Yusuf yang meninggal dunia di Bandung, Rabu (2/12) malam.

Menurut Said Aqil, Slamet lah yang menjadi mentornya di dalam pelatihan kepemimpinan yang digelar organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat masih menimba ilmu di Yogyakarta.

"Pak Slamet juga yang mengajari saya berdemontrasi. Saat itu kita mendemo Menteri Agama Mukti Ali terkait UU Perkawinan, juga mendemo Menteri Penerangan Ali Murtopo dan demo menentang perjudian," kata dia.

Slamet juga dikenang Said Aqil sebagai sosok yang kritis. "Kata Pak Slamet, siapa pun pemimpin harus dikritisi, tidak boleh asal bapak senang," kata Said Aqil.

Sikap itu pula yang mendasari Slamet memilih berseberangan dengan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam Muktamar NU di Cipasung, Jawa Barat, tahun 1994. Gagal maju sebagai calon ketua umum, Slamet lantas mendukung Fahmi Syaifuddin.

"Pak Slamet saat itu menilai Gus Dur terlalu dikultuskan," kata Said Aqil.

Selain itu, sebagai politisi yang matang, Slamet menilai Gus Dur juga terlalu bersikap keras terhadap Orde Baru, satu sikap yang dinilainya merugikan bahkan membahayakan NU.

"Di masa Orde Baru, hampir NU dibubarkan kalau tak bisa bersikap luwes. Pak Slamet masuk lingkaran Orde Baru justru demi menyelamatkan NU," kata Said Aqil seraya mengaku sempat heran dan kaget ketika Slamet yang begitu kritis justru bergabung dengan Golkar saat itu.

Meski demikian, melalui caranya sendiri, Slamet pun akhirnya membantu Gus Dur naik ke kursi kepresidenan, juga turut membela ketika cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari itu diserang dan dihujat.

Slamet pun dikenang Said Aqil sebagai sosok yang rendah hati dan mampu menjalin komunikasi dengan pihak mana saja dengan semangat persaudaraan. Slamet tak pernah menonjolkan dirinya sebagai putra kiai yang cukup terkenal.

Meski lebih senior, Slamet memberi contoh kepada kader NU yang lain bagaimana menghormati pemimpin. Sebagai wakil ketua umum, ia bersikap hormat kepada Said Aqil yang menjadi "atasannya" di PBNU.

"Tapi kalau terkait bidangnya (politik, Red), beliau sangat tegas dan saya mengikuti saran beliau. Sebaliknya kalau soal-soal keagamaan beliau menyerahkan sepenuhnya kepada saya," kata alumni Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi ini.

Said Aqil menilai dedikasi dan pengabdian Slamet Effendy Yusuf kepada NU tidak diragukan. Mulai dari aktivitasnya di PMII, Gerakan Pemuda Ansor, hingga menjadi pengurus PBNU.

"Andil beliau sangat banyak pada NU. Bahkan, ketika aktif di Golkar dan menjadi anggota DPR/MPR, belaiu pun memperjuangkan nilai-nilai Aswaja, nilai-nilai NU," ujar Said Aqil.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015