... betapa frustasinya Donald Trump menggaet simpati publik...
Jakarta (ANTARA News) - Ucapan Donald Trump, bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, yang menyerukan larangan masuknya pemeluk Islam ke Negeri Paman Sam tidak lebih hanya upaya untuk mencari popularitas, kata tokoh Katolik di Indonesia.

"Itu menunjukkan betapa frustasinya Donald Trump menggaet simpati publik. Akan tetapi saya kira warga AS sudah cerdas menilai bahwa Islam tidak ada kaitannya dengan terorisme," ujar Romo Benny Susetyo, di Jakarta, Rabu.

Oleh sebab itu, Susetyo yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) itu meyakini pernyataan Trump tidak akan menimbulkan gejolak global.

Justru Trump-lah yang akan dirugikan, sebab jumlah penduduk migran di Amerika Serikat sangat besar. Pidato yang mencerminkan ketakutan berlebihan terhadap Islam itu dapat menutup jalan pengusaha ternama tersebut menjadi orang nomor satu Amerika Serikat.

Apalagi, pemimpin agama dunia seperti Paus Fransiskus sudah berulang kali menegaskan bahwa Islam tidak bisa disandingkan dengan tindakan-tindakan teror.

"Islam adalah agama yang mengajarkan jalan damai," tutur Susetyo. 

Sebelumnya, dalam pidatonya di atas kapal USS Yorktown pada Senin waktu setempat (7/12), Trump berbicara dengan tegas bahwa penghentian masuknya muslim ke Amerika Serikat harus diterapkan sampai para wakil rakyat kita bisa memecahkan apa yang sebenarnya tengah terjadi.

Pidato ini juga dipengaruhi penembakan massal di California, yang menegaskan belasan orang. Pelakunya diduga adalah suami istri beragama Islam yang teracuni pemikiran ekstremis.

"Kita tak punya pilihan," kata Trump, sembari menambahkan para radikal islamis ingin membunuh orang-orang Amerika.

"Keadaannya semakin buruk saja. Kita akan mengalami lebih banyak (peristiwa) World Trade Center," kata dia menunjuk serangan 11 September 2001.

Pernyataan kontroversial ini sendiri sudah mendapat kritikan dari banyak pihak baik di dalam maupun luar negeri. 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015