Jakarta (ANTARA News) - Pelaksanaan sembahyang dalam rangka Tahun Baru Imlek 2558 di sejumlah vihara di Ibukota Jakarta, Minggu, berlangsung aman dan tertib. Dari pantauan ANTARA di Vihara Dharma Bhakti, kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, dan Vihara Sam Njan Kiong di kawasan Kota hingga pukul 11.00 WIB masih banyak didatangi warga keturunan etnis Tionghoa yang akan bersembahyang. Ratusan warga yang merayakan Imlek melakukan sembahyang dengan membakar hio dan membaca doa-doa di vihara. Darmawan, salah seorang yang merayakan Imlek, mengharapkan agar perayaan Imlek tahun ini berjalan tertib. Dengan perayaan Imlek ini, seluruh warga negara Indonesia dapat merasakan adanya sikap toleransi antar umat beragama, dan tidak terjadi konflik-konflik yang tidak diinginkan di Indonesia, katanya. Sementara itu Mia, yang melakukan ritual sembahyang di vihara itu, menyatakan kegembiraannya dapat menikmati pergantian Tahun Baru Imlek di vihara. Dia berharap di Tahun Baru Imlek ini harga-harga sembako turun dan tidak terjadi bencana alam lagi di Indonesia. Selain itu, karyawati sebuah perusahaan tersebut juga berharap dirinya selalu diberi kesehatan dan segera mendapatkan jodoh. Tak hanya dipadati warga yang ingin melakukan sembahyang, di sejumlah vihara juga didatangi ratusan pengemis seperti yang terlihat di depan pintu Vihara Dharma Bhakti dan Sam Njan Kiong untuk menunggu pembagian angpao. Warga yang merayakan Imlek pada umumnya sebelumnya mengumpulkan uang, untuk selanjutnya dibagikan secara merata kepada para pengemis. Meskipun perayaan pergantian tahun baru Tionghoa di Ibukota berlangsung aman dan tertib, di sejumlah wihara terlihat aparat kepolisian yang tetap berjaga-jaga dan mengantisipasi kemungkinan munculnya aksi kriminalitas atau kerusuhan. Sementara itu, di Vihara Amorva Bumi di Jakarta Selatan, puluhan warga Tionghoa tetap melakukan sembahyang dengan khidmat, meskipun tempat ibadah mereka digenangi air dengan ketinggian antara 20 centimeter hingga 60 centimeter. Seorang anggota pendiri Vihara Amorva Bumi, Hong We, menyatakan, air yang berasal dari Kali Krukut kembali menggenangi vihara mereka sejak Sabtu pagi kemarin. "Meskipun vihara digenangi air, warga Tionghoa masih ada yang datang ke vihara ini untuk bersembahyang. Namun, jumlah yang datang berkurang bila dibandingkan dengan Imlek tahun lalu," katanya. Perayaan Tahun Baru Imlek 2558 yang jatuh pada hari libur ternyata berdampak pada menurunnya jumlah pengunjung di pusat-pusat perbelanjaan di ibukota, seperti Plasa Gajah Mada di Jakarta Pusat dan Pasar Glodok. Di Pasar Glodok yang biasanya terjadi kemacetan terlebih ketika liburan, namun pada Minggu ini lalu lintas terlihat lancar, bahkan mobil dan motor tak nampak memenuhi tempat parkir. Sebaliknya banyak pertokoan yang justru tidak buka, karena pemiliknya tengah merayakan pergantian tahun dengan menghabiskan waktu mereka dengan berkumpul bersama keluarga. (*)

Copyright © ANTARA 2007