Makassar (ANTARA News) - Angin puting beliung menghantam empat desa dan menyapu puluhan rumah di dua kecamatan, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, sejak tiga hari terakhir selama musim penghujan.

"Berdasarkan data serta laporan yang masuk sudah ada 47 rumah rusak akibat angin puting beliung sejak tiga hari terakhir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep, Safei Yasin saat dikonfirmasi.

Ia menyebutkan angin sangat kencang disertai hujan deras atau disebut puting beliung, kata dia, kemarin sore menyapu lima rumah di Desa Attasalo, Kecamatan Marang mengakibatkan atap rumah dan dinding rumah korban berhamburan kemana-kemana.

"Saat ini tim masih melakukan pendataan termasuk menginventarisasi kerusakan yang ditimbulkan, kejadian tadi ada lima rumah rusak. Untuk bantuan kemanusiaan akan segera disalurkan," katanya,

Sebelumnya, pada Kamis (24/12) sekitar pukul 15.15 WITA angin puting beliung juga menghantam tiga desa di Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pengkep. Akibat dari musibah itu sebanyak 42 rumah rusak berat dan ringan.

Tiga desa tersebut yakni Desa Tamarupa, sebanyak 38 rumah rusak ringan, kemudian Desa Coppotompong tiga rumah dan Desa Mandalle satu rumah. Rusak berat sebanyak 17 rumah, rusak ringan 23 rumah dan dua rumah rata dengan tanah, korban jiwa nihil.

"Kerugian materil diperkirakan mencapai miliaran rupiah, beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini," tambah Safei.

Kapolres Pangkep Ajun Komisaris Besar Muhammad Hidayat mengatakan jajarannya telah diterjunkan untuk membantu korban dengan berkordinasi bersama TNI. Selain berjaga-jaga, aparat ikut serta membatu membersihkan puing-puing pasca musibah tersebut.

"Anggota diarahkan ke lokasi untuk membantu korban sekaligus melakukan penjagaan jangan sampai ada penjarahan barang-barang oleh oknum yang tidak bertanggungjawab," katanya.

Pasca bencana angin puting beliung di Kecamatan Mandalle pada Kamis malam 24 Desember 2015, aliran listrik putus di beberapa titik, sehingga aparat keamanan dikerahkan untuk mengamankan lokasi bencana.

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015