Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga secara terbuka menerima kritik dan saran dari masyarakat Indonesia mengenai maskot "Drawa" yang berbentuk burung cendrawasih menggunakan pakaian silat.

"Kami terbuka menerima saran apa pun agar maskot Asian Games 2018 menjadi lebih hidup dan menarik dilihat," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi saat Refleksi Akhir 2015 di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan maskot "Drawa" masih banyak menuai kritik dari para seniman karena dianggap kurang menarik dan kurang hidup.

"Nanti kami akan perbaiki lagi, mungkin dari segi warnanya, atau bentuknya biar maskot ini lebih hidup," tambah dia.

Kemenpora akan kembali mengadakan sayembara terkait perbaikan da masukan untuk maskot Drawa tersebut pada Januari 2016.

Menurut Imam, maskot ini masih bisa diperbaiki karena belum didaftarkan kepada Olympic Council of Asia (OCA), sementara itu logo Asian Games yang juga menggunakan burung cendrawasih sebagai bentuk dasarnya sudah didaftarkan ke OCA.

"Kalau logo sudah resmi, kami telah memberikan beberapa opsi mereka dan mereka memilih logo ini. Menurut mereka, logo ini sangat unik dan menarik," kata dia.

Pada Minggu (27/12) Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan logo dan maskot Asian Games 2018 .

"Cendrawasih burung yang indah dan sering disebut sebagai paradise bird. Maskotnya garang, tapi nanti medalinya jangan jarang," kata Wapres Kalla dalam peluncuran logo dan maskot Asian Games 2018 di Pintu Timur Senayan.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Wakil Ketua KOI Muddai Madang, dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin.

Wapres berharap pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta, Palembang, Jawa Barat, dan Banten pada 18 Agustus - 2 September 2018 dapat berlangsung dengan lancar dan dapat menorehkan prestasi dengan masuk peringkat sepuluh besar.

Selain itu, pelaksanaan Asian Games disebut oleh Wapres Kalla sebagai sebuah langkah dari rangkaian langkah yang perlu dijalankan bersama-sama. 

Pewarta: Aubrey KF
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015