Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia mengutuk serangan bom pada Senin petang (19/2) di atas kereta api "Friendship Express" dari India ke Pakistan yang menewaskan 67 orang dan melukai lebih dari 60 orang lainnya. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Jurubicara Departemen Luar Negeri (Deplu-RI) Desra Percaya di Jakarta, Selasa, menanggapi peristiwa meledaknya dua bom di dalam kereta api yang berangkat dari India menuju Pakistan sehingga menimbulkan kebakaran yang membawa korban jiwa itu. "Pemerintah RI berharap ledakan bom tersebut tidak akan mengganggu kestabilan kawasan Asia Selatan," katanya. RI, lanjut dia, juga mendukung upaya pihak berwenang untuk melakukan investigasi dan menangkap para pelaku tindakan teror itu. "Tindakan teror itu semakin memperkuat upaya pemerintah RI untuk melakukan kerjasama memberantas terorisme dengan menjalin kerjasama dengan negara-negara di kawasan," katanya. Para pejabat India mempersalahkan kelompok teroris yang berusaha mengganggu proses perdamaian antara India dan Pakistan atas serangan di kereta api itu, yang merupakan salah satu dari dua kereta api lintas perbatasan antara kedua negara yang semula dimaksudkan sebagai bagian dari upaya perdamaian yang dimulai awal 2004. Kebanyakan korban adalah warganegara Pakistan, tapi sebagian orang India dan tiga polisi jawatan kereta juga tewas dalam serangan itu, kata beberapa pejabat. Namun tak ada tudingan oleh India maupun Pakistan, seperti yang sering terjadi pada waktu lalu setelah serangan yang merenggut banyak korban jiwa. Perdana menteri kedua negara itu saling menelepon dan Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengatakan serangan tersebut takkan dibiarkan merusak upaya perdamaian kedua negara bertetangga itu. "Kami takkan membiarkan anasir yang ingin menyabot proses perdamaian yang sedang berlangsung berhasil mewujudkan keinginan keji mereka," kata Musharraf dalam suatu pernyataan. Menteri Luar Negeri Pakistan Khursheed Mehmood Kasuri, yang dijadwalkan berada di New Delhi untuk pembicaraan dengan para pemimpin India guna memajukan proses perdamaian yang berjalan-lamban, mengatakan kunjungannya akan tetap dilaksanakan. Sementara itu Selasa malam, polisi India menyebarkan sketsa dua orang yang diyakini melompat keluar dari jendela kereta api tujuan Pakistan tak lama setelah dua bom meledak.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007