Jakarta (ANTARA News) - Drawa, maskot Asian Games 2018, tidak mungkin didesain asal-asalan karena sebuah karya grafis perlu melewati proses berlapis, demikian menurut perancang grafis senior sebuah media online Yogasworo Hendriadi.

Yogas mengatakan setidaknya terdapat empat proses yang harus dilalui hingga akhirnya sebuah karya grafis dipublikasikan.

"Pertama, ada brain storming. Seorang graphic designer mendengarkan, logo atau maskot apa yang ingin dibuat oleh klien. Termasuk mendiskusikan makna, warna dan bentuk yang mau diciptakan," kata Yogas saat dihubungi, di Jakarta, Sabtu.

Selanjutnya, perancang grafis akan memberikan beberapa draf atau gambaran dari logo atau maskot yang diinginkan oleh klien untuk kemudian dipilih yang paling sesuai.

Setelah itu, akan ada proses penghalusan, penambahan dan pengurangan bentuk, warna atau model dari desain logo tersebut.

"Semua keinginan klien dijadikan satu dengan kreativitas sang perancang grafis. Hal ini memang seringkali bersifat subjektif," kata Yogas.

Apabila seluruh elemen dari desain tersebut dinyatakan sesuai, maka klien kemudian meminta persetujuan dari pihak direksi atau pejabat yang lebih berwenang.

Menurut Yogas, pihak direksi kerap memiliki selera tersendiri untuk menentukan desain maskot tersebut, sehingga perancang grafis perlu menambahkan berbagai hal yang diinginkan klien kembali.

Biasanya, lanjut Yogas, seorang perancang grafis kerap mencari referensi desain, seperti model terkini dan apakah desain tersebut dapat digunakan untuk sebuah perhelatan atau perusahaan.

"Perancang grafis pasti riset dan survei dulu sebelum membuat karya. Tapi, dia juga tetap perlu mewujudkan keinginan klien," kata Yogas.

Terkait rencana revisi maskot Drawa yang disampaikan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Yogas mengatakan hal tersebut sah-sah saja.

Drawa dibuat dengan mengadopsi burung khas Papua, Cendrawasih, yang mengenakan pakaian pencak silat dengan warna kuning dan hijau.

Wapres Jusuf Kalla meluncurkan logo dan maskot tersebut pada Minggu (27/12), yang empat hari kemudian direncanakan akan direvisi karena respons masyarakat yang kebanyakan mengkritik desain Drawa.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016