New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir jatuh pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena penurunan  di pasar saham Tiongkok meningkatkan kekhawatiran tentang ekonomi terbesar kedua di dunia dan memicu aksi jual di pasar ekuitas global.

Dow Jones Industrial Average turun 392,41 poin (2,32 persen) menjadi ditutup pada 16.514,10.

Indeks berbasis luas S&P 500 merosot 47,17 poin (2,37 persen) menjadi berakhir di 1.943,09, sedangkan indeks komposit Nasdaq tenggelam 146,34 poin (3,03 persen) menjadi 4.689,43.

Untuk kedua kalinya dalam empat hari terakhir, perdagangan di Tiongkok dihentikan lebih awal oleh sirkuit pemutus (circuit breakers) setelah terjun tujuh persen. Juga membuat para investor khawatir adalah langkah bank sentral Tiongkok mendevaluasi mata uang yuan-nya ke tingkat terendah dalam lima tahun.

Sentimen semakin diperlemah oleh penurunan harga minyak AS ke tingkat terendah dalam 12 tahun, yang jatuh 70 sen menjadi 33,27 dolar AS per barel.

Anggota Dow Chevron kehilangan 3,5 persen, sementara produsen menengah Apache dan Anadarko Petroleum masing-masing merosot 5,1 persen dan 8,4 persen. Michael James, direktur perdagangan ekuitas di Wedbush Securities, mengatakan momentum negatif itu mendorong banyak penjualan.

"Mentalitas sekarang adalah mengurangi eksposur risiko di seluruh papan," katanya. "Ketakutan bahwa segala sesuatu bisa memburuk dan Saya lebih suka menjual sekarang di muka dari setiap potensi melemahnya indeks."

James mengatakan laporan ketenagakerjaan AS untuk Desember pada Jumat bisa memiliki efek menstabilkan jika hasilnya positif, tetapi laporan yang buruk mungkin akan memicu aksi jual lebih besar.

Para analis memperkirakan ekonomi AS akan menambahkan 200.000 pekerjaan selama Desember, sedikit lebih moderat daripada November.

Saham-saham teknologi terpukul parah, dengan Apple meluncur 4,2 persen, Amazon jatuh 3,9 persen, Facebook merosot 4,9 persen dan induks perusahaan Google, Alphabet turun 2,3 persen.

Saham perbankan juga menderita, dengan anggota Dow JPMorgan Chase dan Goldman Sachs masing-masing kehilangan 4,0 persen dan 3,1 persen, serta Citigroup dan Morgan Stanley keduanya berkurang sekitar 5,0 persen.

Pengecualian yang lolos dari pembantaian termasuk Wal-Mart Stores, yang naik 2,3 persen dan telah menguat pada awal 2016 setelah berkinerja buruk di pasar tahun lalu.

Macys naik 2,1 persen karena meluncurkan 400 juta dolar AS dalam pengurangan karyawan penutupan toko-toko setelah musim belanja liburan mengecewakan.

Walgreens Boots Alliance naik 1,9 persen karena jaringan farmasi ini mengangkat proyeksi setahun penuh setelah laba kuartal pertamanya melebihi ekspektasi para analis, demikian laporan AFP.

(Uu.A026) 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016