Tangerang, Banten (ANTARA News) - Sekolah penerbang milik Lion Group,  Angkasa Training Center, telah meluluskan 391 pilot sepanjang 2015.

Menajer Umum ATC, Dibyo Soesilo, dalam diskusi di Tangerang, Selasa mengatakan tahun ini akan meningkatkan jumlah lulusan pilotnya menjadi 400 pilot untuk menenuhi kebutuhan pilot dalam negeri.

"2015 merupakan lulusan terbanyak karena ATC sejauh ini yang memiliki paling banyak simulator," katanya.

Dia menyebutkan angka tersebut meningkat dibanding 2014, di mana ATC telah meluluskan 237 pilot.

Kendati demikian, dia mengaku jumlah pilot tersebut masih belum memenuhi kebutuhan.

"Idealnya satu pesawat itu terdiri dari empat set, atau delapan orang yang terdiri dari pilot dan awak," katanya.

Saat ini Lion Group memiliki 191 pesawat terbang, dengan rincian 110 pesawat terbang Lion Air, 48 pesawat terbang Wings Air, dan 33 pesawat terbang Batik Air serta akan menambah hingga memiliki 2.700 pesawat pada 2028.

Untuk 2016, Lion Group akan menambah 44 pesawat terbang yang terdiri dari 14 pesawat terbang untuk Lion Air, 18 pesawat terbang untuk Batik Air dan 12 pesawat terbang untuk Wings Air.

Jenis pesawat untuk Lion Air, yakni Airbus, Batik Air memakai Boeing dan Airbus, serta Wings Air ATR72.

Susilo mengatakan, tahun ini juga mereka akan menambah empat simulator, Manajer Umum Angkasa Training Center Captain Dibyo Soesilo dalam diskusi di Tangerang, menyebutkan empat simulator tersebut, rinciannya satu unit ATR 72-600, satu unit Airbus 320-209 NEO dan dua unit Boeing 737-900 ER.

"Dua simulator sedang diinstal, satu simulator Airbus masih dalam perjalanan dari Montreal, Kanada dan akan tiba pada Februari, satu simulator lagi kami tempatkan di Thailand," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, Lion Group akan memiliki 10 simulator hingga akhir 2016, di antaranya dua Airbus 320-200 CEO/NEO, satu ATR72-500, satu ATR72-600 dan enam Boeing 737-900 ER.

"Target kita pada 2024 memiliki 17 simulator," katanya.

Dia mengatakan ATC juga telah bekerja sama dengan Airbus Training Organanisation (ATO) untuk pendidikan pilot sesuai standar internasional.

"Kerja sama ini kita lakukan selama 10 tahun dengan menyesuaikan kurikulumnya standar internasional agar ketika lulus nanti sudah punya sertifikat" katanya. 

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016