Jakarta (ANTARA News) - Polisi telah membekuk sebagian kawanan pelaku bom mematikan di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis. Bom itu, menurut polisi, sudah diklasifikasikan sebagai bentuk terot kepada publik.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi M. Iqbal, menyatakan bahwa walau begitu mereka belum bisa menentukan motif maupun jaringan pelaku. 

Bom itu terjadi hanya dua hari setelah bom di kawasan padat wisatawan, Sultanahmed, Istanbul, Turki, yang menewaskan 10 warga negara Jerman. Di Indonesia, bom Sarinah terjadi setelah wacana dan seruan pembekuan serta pelarangan Gerakan Fajar Nusantara terjadi di mana-mana. 

"Kami membenarkan ini sebagai aksi teror. Informasi lainnya nanti akan didapat setelah penyelidikan dilakukan," kata Iqbal, di sekitar lokasi kejadian, Kamis.

Iqbal menyatakan polisi masih menyelidiki dan menyisir lokasi kejadian. Dia juga belum bisa menyebutkan jenis peledak yang digunakan pelaku. "Semua akan diinformasikan setelah penyelidikan selesai," ujarnya.

Sementara itu, Iqbal menyatakan seluruh pelaku peledakan telah dilumpuhkan dan tidak ada pelaku yang melarikan diri. Total ada tujuh orang meninggal dunia, termasuk empat pelaku, dalam kejadian tersebut.

Iqbal menyatakan informasi yang beredar bahwa terjadi ledakan di tempat lain adalah tidak benar. Seluruh jajaran telah mengonfirmasi bahwa di lokasi-lokasi yang sempat disebutkan melalui media sosial dan pesan berantai terbukti aman.

"Karena itu, kami sampaikan bahwa kondisi Jakarta secara umum aman. Memang polisi masih melakukan penyisiran dan penyelidikan di lokasi, tetapi setelah selesai lalu lintas akan kembali dibuka dan rutinitas akan berjalan seperti biasa," katanya.

Terkait korban meninggal dunia, Iqbal menyatakan belum bisa menyebutkan latar belakangnya. Namun, dia membenarkan adanya dugaan korban dari warga negara asing. 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016