Jayapura, Papua (ANTARA News) - Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua, Frits Ramandey, mengklaim, komisi itu akan berdialog dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Robert Blake Jr, Senin (19/1).

Menurut Ramandey, di Jayapura, Minggu, surat masuk untuk bertatap muka dengan Komnas HAM Papua telah diterima sejak pekan lalu.

"Surat masuk pemberitahuan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta pada pekan lalu. Dan saya pikir pasti dia (Dubes AS) akan menanyakan soal agenda-agenda HAM. Komnas HAM berkepentingan dengan situasi HAM di Papua," katanya.

Dia menampik Blake Jr akan bertanya tentang tentang kasus Paniai, 13 narapidana atau tahanan yang kabur serta kasus penembakan polisi di Sinak, Kabupaten Puncak, pada pertengahan Desember 2015.

"Yang jelas Komnas HAM punya kepentingan untuk klarifikasi soal kasus HAM, juga meminta semacam dorongan (intervensi) dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta kepada pemerintah Indonesia terhadap kasus-kasus yang ditangani oleh Komnas HAM terhadap potensi-potensi pelanggaran HAM, yang belum tuntas diselesaikan," katanya.

"Tapi juga minta Dubes AS untuk bisa berikan evaluasi terhadap dukungan pemerintah Amerika Serikat kepada pemerintah Indonesia terutama pada aspek militer dan kepolisian, agar dievaluasi tentang keamanan," kata Ramandey.

Sementara itu, Koordinator Jaringan Damai Papua (JDP), Pater Neles Tebay, ketika dikonfirmasi terkait agenda pertemuan Dubes AS dengannya mengatakan bahwa belum mendapat konfirmasi.

"Saya belum ada pemberitahuan dari pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta. Saya sudah mencoba kirim pesan singkat kepada salah satu staf kedutaan tapi belum ada jawaban," katanya.

Sedangkan, juru bicara Gubernur Papua, Lamadi de Lamato, menyatakan, "Hingga kini saya belum tahu hal itu, karena belum berkomunikasi dengan Pak Gubernur, Lukas Enembe."

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016