Bagdad (ANTARA News) - Empat lagi tentara Amerika Serikat tewas dalam dua kejadian di Irak, kata tentara hari Jumat, meningkatkan jumlah korban selama Februari menjadi 66 orang. Tiga di antara mereka tewas hari Kamis, saat mengadakan gerakan tempur di propinsi Anbar di Irak barat, kata pernyataan itu tanpa merinci. Dalam serangan kedua hari Kamis, satu tentara tewas dan tiga lagi cedera oleh bom jalanan di selatan Bagdad. Ledakan itu menghancurkan kendaraan Humvee mereka pada Kamis pagi di dekat Diwaniyah, 181 kilometer selatan ibukota Irak, Bagdad, kata pernyataan tersebut. Kematian itu menjadikan 3.146 tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan pimpinan negara adidaya tersebut pada Maret 2003 serbuan, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon. Anbar merupakan kubu utama pejuang Arab Sunni, yang memerangi balatentara Amerika Serikat dan pemerintah pimpinan Syiah Perdana Menteri Nuri Maliki. Itu merupakan wilayah paling mematikan di Irak bagi balatentara Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat George W Bush mengirim sekitar 4.000 tentara tambahan ke propinsi itu untuk meningkatkan usaha menghancurkan perlawanan tak kenal menyerah pejuan Irak tersebut. Menurut Rauters, kematian Kamis itu membuat 3.154 tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan tahun 2003. Tujuhpuluh tentara tewas pada bulan ini. Pada hari Kamis, satu lagi helikopter Amerika Serikat jatuh di Irak, kata televisi Al-Arabiya. Laporan itu mengutip keterangan saksi, yang mengatakan bahwa helikopter jatuh di utara Baquba, 60 kilometer utara Bagdad. Tak satu pun awak pesawat itu cedera, kata laporan tersebut. Itu merupakan helikopter kedelapan jatuh di Irak oleh tentara negara adidaya tersebut dalam bulan terahir. Jenderal Amerika Serikat William Caldwell mengatakan bahwa satu helikopter diserang pejuang di utara Bagdad hari Rabu dan terkena peluru serta granat roket. Media Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan bahwa pejuang di Irak mengubah siasat mereka untuk meningkatkan serangan roket atas helikopter. Jumlah besar kerugian itu mengangkat pertanyaan tentang apakah pejuang memakai siasat baru, seperti, mempelajari pola penerbangan pesawat, atau memperoleh persenjataan canggih. Serangan itu terjadi ketika ribuan tentara Amerika Serikat dan Irak meneruskan gerakan keamanan di dekat Bagdad, tempat mereka berupaya memadamkan perang aliran antara kelompok Sunni dan Syiah, yang bersaing. Setelah melalui perdebatan panas dalam beberapa hari terahir, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat ahirnya mengeluarkan resolusi resmi menentang rencana Presiden George W Bush mengirimkan 21.500 tentara tambahan ke Irak.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007