"Kami membuka jalur perundingan, karena jalan terbaik untuk menyelesaikan ini adalah Iran harus datang ke meja perundigan," kata Menlu AS.
Washington (ANTARA News) - Sehari menjelang pertemuan negara-negara besar mengenai Iran, AS mengulangi lagi tawarannya bagi perundingan langsung dengan Republik Islam itu jika negara tersebut menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya. Menlu AS Condoleezza Rice juga menyatakan yakin bahwa para diplomat AS, Rusia, China dan Eropa yang akan bertemu di London, Senin, akan mengusahakan landasan bersama mengenai tindakan-tindakan untuk meningkatkan tekanan terhadap Iran menyangkut program senjata nuklirnya. "Kami membuka jalur perundingan, karena jalan terbaik untuk menyelesaikan ini adalah Iran harus datang ke meja perundigan," kata Rice dalam satu wawancara di stasiun televisi Fox News, Minggu, yang dilansir AFP. Minggu siang, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menegaskan bahwa pemerintahnya akan tetap melanjutkan pengayaan uraniumnya tanpa memperdulikan ancaman-ancaman PBB, dengan menegaskan bahwa program itu hanya untuk tujuan memproduksi tenaga listrik. Rice mengatakan sanksi-sanksi yang diberlakuksn AS dan PBB terhadap Iran sejak Desember --setelah Iran menolak menaati satu tuntutan sebelumnya untuk menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya-- mulai menimbulkan kekecewaan di kalangan rakyat Iran menyangkut tindakan-tindakan Ahmadinejad. "Jika anda hanya membaca berita pers anda melihat kecaman rakyat di Iran, orang-orang yang berpengatuh dan berwenang di Iran, terhadap Presiden Ahmadinejad, bahwa kebijakan -kebijakan ini akan mengucilkan Iran," katanya dalam satu wawancara terpisah di televisi ABC. Rice menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apakah kebijakan Presiden George W.Bush terhadap negara yang sebagian besar adalah penganut Syiah, yang ia sebut bagian dari satu "poros kejahatan," bertujuan untuk menggulingkan rejim Islam itu. Majalah New Yorker, Minggu memberitakan bahwa aksi-aksi terselubung AS terhadap Iran meningkat di bawah satu perobahan strategi Timur Tengah AS sekarang, dengan hasil yang tidak dimaksudkan untuk membuat lebih buruk ketegangan sektarian Syiah-Sunni dan mendukung permusuhan Sunni terhadap AS. Wartawan Seymour Hersh dalam majalah itu menulis bahwa tim-tim operasi militer dan khusus AS telah meningkatkan kegiatan di dalam Iran, masuk dari Irak untuk mengumpulkan informasi intelijen dan mendesak mata-mata Iran meninggalkan Irak. Operasi bawah tanah AS di Iran, Lebanon dan Suriah telah dialihkan pada pendekatan rejional AS "membawa AS lebih dekat pada satu konferontasi terbuka dengan Iran dan, di bagian kawasan itu, mendorongnya menjadi satu konflik sektarian yang luas antara Syiah dan Sunni," tulis Hersh dalam majalah itu. Ia mengatakan strategi itu , yang dipimpin Wakil Presiden AS Dick Cheney dan tergantung pada penasehat keamanan nasional Arab Saudi Pangeran Bandar bin Sultan, mempersulit perang di Irak, di mana bangkitnya kekuasaan Syiah atas Sunni yang dominan telah memberi kuasa pada Iran. Awal pekan lalu , Cheney menimbulkan kecemasan bahwa Bush mungkin menggunakan aksi militer terhadap Iran.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007