Cirebon (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih membutuhkan tambahan dana Rp1,4 triliun per tahun untuk melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana perkeretaapian secara maksimal, kata Menteri Perhubungan Hatta Radjasa di sela-sela peninjauan di Stasiun Kereta Api Kejaksan Kota Cirebon, Rabu. "PT KAI hanya mempunyai dana pemeliharaan sekitar Rp800 miliar, padahal kebutuhan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana perkeretaapian mencapai Rp2,1 triliun lebih sehingga ada gap sekitar Rp1,4 triliun, Ini yang harus dipecahkan," katanya kepada wartawan. Ia mengungkapkan, banyak rel kereta, bantalan rel, persinyalan, gerbong dan lokomotif yang sudah tua sehingga perlu ada peremajaan, dengan harapan semua itu akan meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jasa kereta api. "Saat ini gerbong yang usianya 40 tahun tidak akan diopersionalkan lagi sehingga perlu ada peremajaan gerbong yang sudah tua," katanya. Selain masalah itu, beberapa hal yang akan dibahas dalam rakor terbatas bidang perhubungan yang dilakukan di atas kereta api yaitu masalah kesejahteraan pegawai kereta api, serta modernisasi perkeretaapian. "Modernisasi ini terkait dengan peningkatan akses masyarakat memanfaatkan jalur kereta api dan kapasitas angkut," katanya. Menurut Hatta, rapat yang dipimpin langsung Wapres Jusuf Kalla tersebut berusaha mencari solusi dan langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintah. Rakor terbatas bidang perhubungan yang dilakukan dalam kereta api selama perjalanan Jakarta-Yogyakarta merupakan rakor yang pertama kali dilakukan. Keenam menteri terkait yang ikut dalam perjalanan kali ini antara lain Menhub Hatta Radjasa, Menteri PU Joko Kirmanto, Menristek Kusmayanto Kadiman, Meneg BUMN Sugiharto, Menperin Fahmi Idris dan Kepala Bappenas Paskah Suzetta.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007