Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga Tbk memastikan akan melakukan evaluasi atau audit internal terhadap sejumlah gardu tol besar miliknya, menyusul ambruknya Gerbang Tol Cikunir 2, Minggu (14/2) yang diduga karena angin kencang seperti puting beliung.

"Tepatnya ini bahan evaluasi atau audit internal kita terhadap sejumlah gardu tol. Kami juga minta maaf atas ketidaknyamanan pelayanan sejak kemarin hingga beberapa hari ke depan," kata Direktur Operasi PT Jasa Marga, Christanto Prihambodo kepada pers ketika menjelaskan ambruknya Gardu Tol Cikunir 2 dan genangan air 40 cm pada KM 34-37 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, sehari sebelumnya di Jakarta, Senin.

Dijelaskannya, secara konstruksi sebetulnya Gardu Tol Cikunir 2 tersebut tidak ada masalah karena dibangun sesuai dengan ketentuan regulasi oleh Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Oleh karena itu, pihaknya telah memerintahkan sejumlah manajer umum setiap gerbang tol untuk melakukan pengecekan dan audit rutin terhadap kelaikan gardunya.

"Sudah ada evaluasi dan pengecekan secara periodik terhadap sejumlah gardu tol besar seperti Cikarang Utama, Cikarang Tengah, Halim, dan Cimanggis," katanya.

Prihambodo juga memastikan, pengoperasian secara terbatas di Gardu Cikunir 2 tersebut sudah dilakukan sejak Senin pagi (15/2) karena petugas telah berhasil menyangga dengan baja dan memotong atap yang ambruk.

"Ketika peristiwa terjadi pada Minggu sore hingga malam, memang sempat ada pengalihan sekitar 50 persen dari arus lalu lintas harian via Gardu Tol Cikunir 2 ke gerbang Halim atau lurus via Cawang tol dalam kota," katanya.

Ditambahkannya, perbaikan terhadap Gardu Tol Cikunir 2 diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu hingga satu setengah bulan ke depan dan semuanya masih menjadi tanggung jawab kontraktor karena masih masa pemeliharaan dan tanggung jawab kontraktor.

Genangan air

Sementara itu, terkait genangan air di KM 34-37 Tol Jakarta-Cikampek di daerah Cikarang Bekasi, Prihambodo menyebut, hal itu diakibatkan oleh berkurangnya daerah resapan air di kedua kanan dan kiri tol sehingga ketika terjadi hujan intensitas tinggi, daerah di kanan kiri tol tersebut tidak mampu menahan debit air dan akhirnya melimpas ke jalan tol.

"Sudah ada di kita bahwa air yang melintas dari bagian selatan ke utara tersebut, merupakan luapan yang tak lagi mampu ditampung di Rawa Binong dan Setu Alamsari sehingga melimpas ke jalan tol. Drainase jalan tol sendiri tidak didisain untuk menampung debit air di luar jalan tol," katanya.

GM PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Dadang Sumaryana, mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pengelola Jalan Provinsi (BPJP) akan adanya perubahan tata jalan di kiri dan kanan jalan tol.

Dia mengaku memiliki data dan sejumlah foto tentang banyaknya saluran air diarahkan ke jalan tol.

"Di sekitar KM 37 saluran diarahkan ke jalan tol, mestinya kalau bikin drainase tidak ke arah tol," kata Dadang.

Oleh karena itu, kata Prihambodo, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait terkait pemanfaatan lahan dan ruang di kanan kiri tol tersebut.

"Pada jangka pendek ini, kami akan membentengi jalan tol dengan talut atau benteng karung berpasir di bahu jalan tol dan jangka panjang akan berkoordinasi dengan pihak terkait," katanya.

Dia juga menyebut, pihaknya sudah mendapatkan laporan bahwa pegembang atau pemilik kawasan industri di daerah itu sudah berkomitmen membangun penampungan air seluas tiga hektare.

Ditanya soal kompensasi korban banjir atau genangan pada kendaraan yang rusak akibat peristiwa itu, dia menegaskan, pihaknya siap saja asal bisa dibuktikan bahwa benar rusak akibat banjir di jalan tol kemarin itu.

"Namun, ini banjir kan bukan dari kita," kata Prihambodo.

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016