Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik pada perdagangan Asia pada Selasa, dengan Brent menembus 34 dolar AS per barel didukung harapan bahwa produsen utama energi Rusia dan Arab Saudi akan membahas masalah kelebihan pasokan global dalam pertemuan Doha.

Pada sekitar pukul 06.00 GMT, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman April, diperdagangkan 1,30 dolar AS atau 3,89 persen lebih tinggi, pada 34,69 dolar AS per barel.

Mitranya, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 1,30 dolar AS atau 4,42 persen, pada 30,74 dolar AS per barel dibandingkan dengan penutupan Jumat lalu. Tidak ada perdagangan di New York Mercantile Exchange pada Senin karena hari libur publik AS.

"Karena wakil-wakil dari produsen minyak utama terbang ke Doha untuk bertemu, api bullish mendapatkan tiupan, menyebabkan harga tetap kuat," kata Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.

"Seperti yang kita selalu percaya bahwa ini bukan pertemuan yang akan menghasilkan apa-apa, pasar tetap waspada dari setiap perjanjian mendadak yang produsen minyak besar bisa lalukan."

Harga minyak telah tertekan sejak mencapai puncak terakhir di atas 100 dolar AS pada pertengahan 2014, karena kelebihan pasokan, permintaan lamban dan ekonomi melambat. Saat ini harga turun sekitar 70 persen dari tingkat Juni 2014.

Dimulainya kembali ekspor minyak Iran tahun ini setelah sanksi internasional terkait dengan program nuklirnya dicabut oleh kekuatan dunia, menambah tekanan pada harga minyak.

Bloomberg News melaporkan, Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi diharapkan akan berbicara secara pribadi dengan rekannya dari Rusia Alexander Novak di Doha pada Selasa.

"Namun, kami masih tetap skeptis untuk kesepakatan yang akan dicapai antara mereka yang menghadiri pertemuan itu," kata Ang, demikian seperti dikutip dari AFP.
(Uu.A026)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016