Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto menyatakan, tak ada perubahan aturan main atau "rule of engagement" dalam patroli pengamanan di sekitar wilayah perairan Blok Ambalat di Laut Sulawesi, menyusul manuver Malaysia yang mencoba memasuki wilayah RI hingga dua mil dari batas laut kedua negara. "Tidak ada perubahan, `rule of engagement` tetap sama karena situasi dan kondisi juga tidak ada perubahan, atau tidak ada peningkatan eskalasi pelanggaran wilayah di dearah itu," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, tindakan "pengusiran" yang dilakukan jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) TNI Angkatan Laut terhadap kapal dan pesawat udara Malaysia yang melintas dan masuk ke wilayah RI, sudah cukup baik dan sesuai prosedur yang berlaku. "Sepanjang Malaysia tidak melakukan tindakan provokatif, semisal memaksa masuk wilayah RI padahal sudah diperingati oleh TNI AL, maka kita boleh melakukan tindakan provokatif," ujarnya. Tetapi selama kapal dan pesawat udara Malaysia yang mencoba masuk itu masih mengindahkan peringatan dari TNI AL, maka tidak perlu ada serangan peringatan. "Cukup mereka (kapal dan pesawat Malaysia-red) kita hadang dan kita giring ke luar wilayah RI. Dan itu sudah dilakukan oleh jajaran TNI AL dengan baik dan sesuai prodesur," kata Djoko. Jadi, tidak perlu ada perubahan aturan main karena meski ada pelanggaran tetapi eskalasi ancamannya belum tinggi, ucap Djoko menegaskan. Panglima TNI menambahkan, semua pihak agar dapat menahan diri menyikapi beberapa kali pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia. "Segala persoalan perbatasan antara RI-Malaysai termasuk di Ambalat, kini tengah dirundingkan pemerintah kedua negara, jadi kita jangan memprovokasi," katanya. Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Slamet Soebijanto mengatakan, hingga kini belum ada rencana penambahan kekuatan di wilayah perairan Blok Ambalat, menyusul insiden pada akhir pekan silam itu. Malaysia empat kali melanggar wilayah RI di sekitar perairan Blok Ambalat pada 24-25 Februari 2007 dengan memasuki wilayah NKRI sejauh satu hingga dua mil laut. "Belum, kita belum akan tambah pasukan di sana. Meski pelanggaran oleh Malaysia intensitasnya cukup tinggi, namun kita menilai belum perlu untuk melakukan penambahan pasukan," katanya. Tentang perubahan aturan main (rule of engagement), Slamet mengatakan hanya dilakukan jika situasi dan kondisi di lapangan mengharuskan adanya perubahan itu. "Aturan main bisa saja dirubah, jika situasi dan kondisi lapangan memaksa untuk adanya perubahan. Tetapi, itu pun harus dilakukan setelah dilakukan nota protes diplomatik oleh Departemen Luar Negeri, serta keputusan Mabes TNI berdasarkan situasi dan kondisi di lapangan," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007