Sampang (ANTARA News) - Sebanyak 13 perahu karet milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Polres Sampang, Jawa Timur, dikerahkan untuk mengevakuasi korban banjir di 12 desa/kelurahan di wilayah itu, Sabtu.

Menurut Kepala BPBD Pemkab Sampang Wisnu Hartono, dari 13 perahu karet yang kita terjunkan itu, empat di antara bermesin, sedangkan sembilan sisanya tanpa mesin.

Personel TNI, Polri, BPBD, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Satpol-PP dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sampang, serta Pramuka dikerahkan untuk evakuasi para korban.

Evakuasi diprioritaskan bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai Kalikemuning, seperti warga Desa Pasean, Panggung dan Desa Gunung Maddah.

"Kita mengedepan warga lanjut usia, ibu hamil dan anak-anak," kata Wisno Hartono menjelaskan.

BPBD Sampang juga mendirikan dapur umum di empat titik. Masing-masing di Desa Pasean yang merupakan lokasi terparah tergenang banjir, lalu di Desa Banyumas, Rongtengah dan Kelurahan Dalpenang.

Menurut Wisnu Hartono, banjir akibat luapan Sungai Kalikemuning di Sampang, Madura mulai meluas pada Jumat (26/2) malam sekitar pukul 23.30 WIB setelah air laut pasang.

"Selain karena air laut pasang, yang juga menyebabkan luapan sungai Kalikemuning kian meluas, karena hingga kini hujan deras terus mengguyur wilayah utara Kota Sampang," katanya menjelaskan.

Berdasarkan cacatan Antara, banjir yang terjadi di Kota Sampang kali ini lebih parah dari banjir yang terjadi pada 11 dan 12 Februari 2016. Sebab, saat itu desa/kelurahan yang tergenang banjir hanya enam, sedangkan saat ini 12 desa/kelurahan.

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016