Jakarta (ANTARA News) - Hobi mengenakan pakaian beserta aksesoris dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh anime, dongeng, game, penyanyi dan film kartun di Jepang atau cosplay anime menjadi salah satu tren budaya luar negeri yang digemari di Indonesia.

Seorang cosplayer atau orang menggunakan kostum-kostum tersebut akan merasa menyatu dengan pakaian karakter yang digunakannya, terlebih cosplay tersebut merupakan karakter yang sangat digemari.

"Kita jadi bisa merasakan lah jadi dia gimana, jadi karakter yang kita suka," kata Austin Angjaya, seorang cosplayer Umbrella Security Service dari film Resident Evil kepada Antaranews di Jakarta, Sabtu.

Pelajar kelas 10 Sekolah Menengah Atas di Jakarta ini memilih cosplay seorang petugas keamanan, karena ingin tampil beda, dan tak ingin melulu tampil sebagai tokoh utama.

Austin mengaku tak kesulitan mendapatkan kostum tentara berwarna hitam, penutup wajah, helm dan senjata yang ia kenakan setidaknya tiga kali setahun dalam beberapa acara tersebut.

"Ini semua pakaian militer, gampang didapet di Pasar Senen. Kita tinggal mix and match aja," kata Austin.

Namun, ia perlu merogoh uang jajan sebesar Rp750.000 untuk senjata air soft sebagai pelengkap, dan sekitar Rp1.000.000 untuk pakaian militer beserta aksesorinya.

Austin mengakui bahwa hobi yang ia jalani tersebut merupakan hobi yang mahal, dengan sedikit kesempatan untuk tampil dalam setahun, karena minimnya acara-acara terkait yang menampilkan para cosplayer.

Hobi mahal tersebut juga dilakoni Wincent Liuswinardo, cosplayer untuk karakter seorang perampok bank Hoxton Reborn pada Payday 2.

Kendati hanya membutuhkan kemeja, jas dan dasi, sarung tangan karet yang diwarnai ungu acak, Wincent perlu menambah biaya sekitar Rp350.000 untuk sebuah topeng menyerupai Hoxton Reborn.

Cosplayer yang juga masih pelajar ini mengaku merasa sangat senang dan tidak keberatan saat masyarakat meminta berfoto dengannya.

"Rasanya have fun. Engga keberatan kalau ada yang minta foto, paling lima menit kan selesai. Tapi saya enjoy jadi katakter yang saya senangi," ujar Wincent.

Selain untuk kesenangan, menjadi cosplayer juga ternyata bisa membangkitkan rasa percaya diri yang tinggi, di mana hal tersebut dirasakan Ray Brown, cosplayer yang mengenakan karakter Alpha dari Army of Two.

Ray, yang mengaku interofert, merasa lebih percaya dibalik kostum yang dikenakannya, karena ia seperti menjadi orang lain.

"Kalau saya sendiri interofert, tapi kalau sudah jadi cosplayer, merasanya jadi seperti karakter itu sendiri. Bahkan suara saya juga jadi semirip mungkin dengan karakter itu," ujarnya.

Terlepas dari mahalnya hobi ini, ketiga pelajar yang baru setahun menjadi cosplayer tersebut mengaku akan terus menjalani keseruan hobi ibi, bahkan mereka ingin bergabung dengan teman-teman sehobi lainnya dengan membuat sebuah komunitas.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016